Obligasi Ritel vs Deposito
Pengen tahu apa bedanya obligasi ritel vs deposito?
Dan kalo punya uang 10 juta, masukin ke mana?
Yok baca sampai habis ya.

KONTEN ARTIKEL
1. Pengertian Obligasi Ritel
Pengertian obligasi ritel adalah surat utang Negara yang dapat dibeli mulai dari Rp 1 juta.
Obligasi ritel yang merupakan bagian dari Surat Berharga Negara / SBN bisa berupa :
- ORI – Obligasi Negara Ritel
- SR – Sukuk Ritel
- SBR – Surat Berharga Ritel
- ST – Sukuk Tabungan
Baca Juga :
2. Deposito
Deposito adalah jenis simpanan Bank dengan syarat dan kondisi tertentu serta bunga lebih tinggi.
Syarat dan kondisi deposito adalah :
- terdapat tenor deposito / jangka waktu deposito, minimal 1 bulan
- nggak bisa dicairkan sebelum jatuh tempo
- nominal deposito dipatok sebesar Rp 10 juta
Jadi kamu belum bisa deposito sebelum uangmu mencapai Rp 10 juta (kecuali di beberapa Bank yang punya produk deposito mulai dari Rp 1 juta / Rp 8 juta).
Baca Juga :
3. Obligasi Ritel vs Deposito
Setelah tahu apa itu obligasi ritel dan apa itu deposito, saatnya bandingin kedua instrumen ini.
Ps, kenapa mencoba membandingkan kedua instrumen ini? Bukankah mereka beda sifat?

Yes, deposito sifatnya adalah simpanan sementara obligasi ritel sifatnya investasi.
Tentu saja beda jenis.
Tapi karna risiko obligasi ritel yang rendah dan nominal pembeliannya yang terjangkau, deposito dan obligasi ritel sering disandingkan oleh media.
Sehingga yok cari tahu, mana sih yang benar-benar lebih menguntungkan?

a. Jangka Waktu
Jangka waktu deposito berbeda dengan masa investasi obligasi ritel.
Normalnya deposito minimal 1 bulan. Sehingga sangat fleksibel bagi kamu yang berencana untuk menyimpan dalam tempo di bawah 1 tahun.

Sementara untuk obligasi ritel, normalnya tenor investasi adalah 2 / 3 tahun (tergantung seri obligasi ritel yang kamu pilih).
Tapi dalam investasi obligasi ritel seri Surat Berharga Ritel dan Sukuk Tabungan terdapat masa early redemption.
Early redemption adalah periode untuk melakukan pencairan lebih cepat, biasa setahun sejak pembelian obligasi dan hanya dapat dicairkan sebesar 50 %.
Sehingga kalo kamu punya tenor investasi sekitar 1 tahun, obligasi ritel masih dapat kamu pilih.
Karna dapat kamu likuidasi di masa early redemption obligasi.
b. Return
Return adalah cuan yang kamu dapatin dari penempatan deposito / obligasi ritel.
Dalam deposito, return kamu terima berupa bunga deposito.
Sementara dalam obligasi ritel, return kamu terima dalam bentuk kupon obligasi.
Note : kalo kamu cari cuan yang lebih gede, pastinya kupon obligasi ritel lebih tinggi dari bunga deposito.
Sehingga titik! Kamu nggak perlu baca lebih lanjut.
Tapi kalo kamu mau tahu beberapa aspek lainnya seperti pajak / fleksibilitas / kenyamanan, lanjut baca ya!
c. Pajak
Pajak deposito dikenakan sebesar 20 % dari bunga deposito.
Sementara pajak obligasi ritel dikenakan sebesar 15 % dari kupon obligasi.
Jadi ya, kalo kamu mau cari yang return-nya lebih gede, obligasi ritel akan selalu lebih unggul.
Btw return yang kamu terima sudah dipotong pajak oleh Bank (deposito) / Kemenkeu (obligasi ritel).
d. Penerimaan Bunga / Kupon
Bunga deposito akan kamu terima sebulan sekali / sesuai dengan periode pembayaran yang kamu pilih.
Jadi kalo kamu memilih deposito selama setahun, kamu bisa pilih pembayaran bunga setahun sekali.
Tapi saya nggak sarankan kamu pilih setahun sekali.
Karna dengan menerima bunga deposito bulanan, kamu bisa masukin bunga tersebut ke dalam pokok deposito dan menggulungnya.
Konsep ini disebut ARO Interest – automatic roll over bunga.
Sementara untuk obligasi ritel, penerimaan kupon pasti bulanan. Biasa di tanggal 10 setiap bulannya.
Saat membeli obligasi ritel, kamu mesti aware dan melakukan klasifikasi rutin terhadap kupon yang kamu terima.

Karna kupon obligasi ritel akan masuk ke rekening kamu, yang mana kalo nggak kamu pisahkan, bakal tercampur sama saldomu yang lain.
Selanjutnya bam! Kepake gitu aja dan setelah satu tahun nggak kekumpul apapun.
e. Fleksibilitas
Deposito yang kamu tempatkan selama 1 bulan tentu lebih fleksibel dari obligasi ritel yang harus kamu simpan selama 2 /3 tahun.
Tapi ingat lagi, dengan deposito bulanan kamu punya pe-er untuk memastikan ARO (perpanjangan deposito otomatis) berjalan.
Agar uang kamu nggak cair ke rekening dan duduk di saldo tabunganmu.
Selain itu, cons-nya adalah saat bunga cenderung turun, akan rugi bagi kamu untuk ambil deposito bulanan.
Karna bunga deposito bisa turun setiap bulannya dan saat bunga turun tentu saja bunga deposito yang kamu terima juga berkurang.
Solusinya kamu bisa deposito per 6 bulan atau per 12 bulan.
Tapi balik lagi, kalo ngambil deposito per 12 bulan, maka fleksibilitas kamu sama aja kayak lagi beli obligasi ritel.
f. Keamanan
Mana lebih aman deposito atau obligasi ritel?
Deposito itu seharusnya aman, karna kamu pastinya buka deposito di Bank besar yang bonafide – nggak sembarangan.
Tapi di luar sana, banyak banget orang yang canggih jualannya aka licik. Mereka membungkus produk investasi dengan nama deposito.
Sehingga kamu harus pastiin produk yang kamu pilih adalah deposito murni, tanpa embel-embel apapun.
Dengan bunga deposito, dana kamu akan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Sementara untuk obligasi ritel lebih aman lagi, karna dijamin oleh pemerintah. Baik untuk pembayaran kupon atau pengembalian pokok investasi.
g. Cara Investasi
Cara membuka deposito mudah, karna sudah ada aplikasi mobile banking yang mengakomodir pembukaan deposito online.
Pastiin aja Bank yang kamu buka rekeningnya, memang punya ekosistem digital yang memadai.

Jadi pembukaan deposito online kamu bisa smooth.
Selain itu, pastiin juga rekening Bank yang kamu pilih sudah gratis biaya administrasi bulanan.
Agar bunga deposito kamu sifatnya net, nggak kepotong biaya admin tabungan utamanya.
Sementara untuk obligasi ritel, kurang lebih sama. Kamu bisa beli lewat Bank / aplikasi investasi yang ekosistem digitalnya sudah mendukung.
Plus kalo lewat Bank, pastiin biayanya terlebih dahulu.

Karna Bank biasa membebankan biaya pembelian obligasi, yang belum tentu disebutin di awal pembelian oleh petugas Bank-nya.
Jadi ketimbang kaget saat ngecek rekening ada potongan-potongan, baiknya kamu pastiin biayanya ke Bank terlebih dahulu.
Baca Juga :
4. Punya 10 Juta, Masuk Mana?
Punya 10 juta, antara obligasi ritel vs deposito, pilih yang mana?
Jujur saja, pertanyaan kayak gini nggak punya jawaban pasti.
Karna banyak banget faktor yang kamu harus pertimbangkan sebelum ngambil sebuah investasi.
Tapi untuk bantuin kamu ambil keputusan, berikut adalah 2 faktor penting :
a. Selera Kamu
Let’s be honest!
Kamu sebagai pribadi pastinya punya selera sendiri, termasuk selera investasi.
Nggak harus ngejarin investasi cuan gede, kalo bukan selera kamu.
Sehingga saran saya adalah cobain dulu investasi yang mungkin menarik untuk kamu. Nggak harus coba dalam nominal gede.
You can start small. Sampai ketemu ritme-nya.
Setelah kamu cobain, kamu akan mudah membuat keputusan : gimana sih selera investasimu?
Ps : contoh investasi yang bukan selera saya (out of topic ya) adalah emas. Mau naik gimana tingginya, hati saya nggak pengen ngejar investasi emas.
Nggak aja. Nggak juga karna pengalaman buruk atau ribet atau nggak ngerti.
Tapi emang nggak on aja.
Seiring dengan proses kamu nyoba, kamu juga akan temuin barang yang ternyata selera kamu banget dan investasi yang ternyata nggak ada hokinya sama kamu.
That’s normal kok.
b. Rencana Masa Investasi
Kamu bisa memilih antara obligasi ritel atau deposito berdasarkan rencana masa investasi kamu.
Kayak udah dijelasin di atas, kalo tenor investasimu di bawah 1 tahun tentunya lebih nyaman memegang deposito.
Karna kamu bisa kontrol jangka waktu penempatan deposito dan mastiin dananya cair sewaktu kamu butuh.
Sementara kalo tenornya 2 / 3 tahun, obligasi ritel cukup menarik. Karna return-nya jauh lebih menarik dari bunga deposito.
Plus dengan ambil obligasi ritel, kamu bisa pastiin selama tenor 2 atau 3 tahun ini, return kamu nggak akan berubah.
Karna sifat kupon obligasi ritel itu tetap, nggak akan pernah turun.
Jadi sekali ditetapkan xx %, maka selama masa holding obligasi ritel kuponnya akan sebesar xx %.
Beda dari deposito yang bunganya gampang turun.
Segini dulu bahas tentang obligasi ritel vs deposito. Kamu bisa cek seri battle lainnya :
Baca Juga :
- 8 Tanda Kamu Sudah Layak Jadi Investor
- Mengenal Reksadana Pendapatan Tetap
- Yok Nyiapin Tabungan Pensiun
- 10 Tips Mengatur Gaji Bulanan