Kapan Mulai Berinvestasi?
Sebaiknya kapan mulai berinvestasi?
Jawabannya pasti beda-beda, tergantung kondisi keuangan dan kehidupan kamu.
Tapi untuk mempermudah dalam membuat keputusan apakah sudah layak berinvestasi atau belum, berikut adalah 8 kriteria yang harus kamu centang sebelum memulai investasi pertamamu.

Jangan habisin energi untuk ikutin lingkunganmu, atau mentormu, atau siapapun yang mendorong kamu untuk berinvestasi, di saat kamu sebenarnya belum siap.
Yok, cari tahu dulu.
KONTEN ARTIKEL
1. Mampu Hidup Sesuai Budget
Saat kamu sudah mampu hidup sesuai budget, besar kemungkinan kamu sudah layak untuk berinvestasi.
Karna dengan hidup sesuai budget, kamu sudah mengalahkan dirimu sendiri dan selangkah lebih maju dari kebanyakan orang.
Percaya deh, mengalahkan diri sendiri bukan menyiksa diri / membatasi keinginan.
Mengalahkan diri sendiri adalah bikin keputusan yang akan memberi dampak positif nggak hanya untuk hari ini, melainkan untuk bertahun-tahun ke depan.
Budget adalah dasar mengelola keuangan pribadi yang paling mudah untuk kamu kontrol.
Dibanding mencoba menghasilkan lebih banyak uang atau mengatur portofolio investasi seagresif mungkin.

Memang hidup sesuai budget itu nggak keren, karna pastinya kamu nggak bisa mengikuti kondisi mainstream seperti teman-teman atau orang-orang di sekelilingmu.
Tapi dengan budget, kamu bisa hidup secara penuh.
Kamu mengenal dirimu, tahu apa yang kamu inginkan dan membelanjakan uangmu hanya pada hal-hal yang kamu mau.
Dibanding cara hidup kebanyakan orang yang punya hobi mainstream aka ikut-ikutan sampai selalu mengeluh uangnya nggak cukup pakai.
2. Konsisten Menabung
Memiliki tabungan satu atau dua bulan saja bukanlah indikator kamu layak berinvestasi.
Menabung adalah proses menyisihkan uangmu untuk disimpan secara rutin.
Idealnya kamu mengatur budget hidupmu dan mastiin bahwa penghasilan kamu > dari pengeluaran kamu.

Nah, kalo kamu baru satu atau dua bulan bisa menyisihkan uang, maka kamu punya pe-er untuk menabung konsisten selama 12 bulan sebelum kamu layak terjun berinvestasi.
Satu atau dua bulan itu waktu yang singkat, dan belum tentu sebenarnya kamu mampu menabung sebesar itu untuk selanjutnya.
Tugas kamu adalah mastiin kamu emang mampu menyimpan uang sebesar tabunganmu setiap bulannya, dengan rutin melakukannya selama setahun.
Ingat, begitu kamu mulai berinvestasi, kamu akan investasi sepanjang mungkin.
Maka penting untuk bikin fondasi yang kokoh, agar proses investasimu pun sama kokohnya.
3. Cadangan Dana Darurat
Sebelum kamu mulai berinvestasi, pastiin kamu sudah punya dana darurat jangka pendek terlebih dahulu.
Saya paham menyisihkan dana darurat jangka panjang sebesar 6 kali biaya hidup mungkin makan waktu lebih lama.
Seeenggaknya pastiin kamu punya dana darurat jangka pendek dulu.

Cadangan dana darurat jangka pendek ini yang akan kamu gunakan saat terjadi hal-hal di luar kondisi normal.
Seperti sakit dan butuh makanan penuh nutrisi, atau keperluan lain yang urgent dan dadakan.
Tujuan punya dana darurat jangka pendek adalah agar kamu nggak perlu mengganggu dana investasimu saat kamu ketemu masalah.
Saat berurusan dengan uang, selalu pake pola pikir realistis.
Let’s prepare for the worst.
Dan satu hal yang menyenangkan adalah setelah kamu mengamankan dana darurat jangka pendekmu, kamu bisa gunain investasi untuk mengumpulkan dana darurat jangka panjang.
Cari tahu caranya di sini.
4. Punya Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan adalah proteksi dari pihak ketiga yang memproteksi saat kamu mengalami masalah kesehatan.
Nah di sini banyak standar ganda, bahwa asuransi haruslah dari perusahaan swasta dengan limit besar dan premi gendut.
Padahal asuransi nggak harus seperti itu.
Memang saat kamu punya budget lebih, membeli asuransi kesehatan swasta lebih baik.

Tapi kalo budgetmu masih pas-pasan, tetap ada alternatif lain, yaitu program BPJS Kesehatan yang membantu menjamin kesehatan kamu dan saya.
Yess, BPJS Kesehatan adalah program asuransi kesehatan oleh pemerintah.
Memang ini bukan asuransi komersial, tapi sifatnya sama yaitu membantu biaya pengobatan.
Kamu nggak harus bayar mahal banget, kamu nggak harus ambil kelas 3. Yang penting kamu pilih tipe BPJS Kesehatan yang sesuai dan membayar dengan rutin.
Agar saat kamu mendadak membutuhkannya, BPJS Kesehatan bisa membantu kamu menanggulangi biaya rumah sakit yang lumayan angkanya.
5. Ikut BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan adalah program pemerintah untuk menjamin masa tua kaum pekerja.
Dengan ikut dalam program BPJS Ketenagakerjaan, kamu sudah menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan bulananmu untuk menyusun masa depanmu.
Kalo dari tempatmu bekerja sudah ada program BPJSTK, good!

Tapi saat kamu belum, maka daftarin diri untuk ikut pogram BPJSTK adalah langkah bijak.
Iurannya sangat terjangkau dengan manfaat yang sangat membantu.
Karna sama dengan BPJS Kesehatan, kedua program ini adalah program pemerintah.
Sehingga fungsinya bukan komersial dan akan membantu kamu di kemudian hari.
Baca Juga : BPJSTK vs DPPK vs DPLK
6. Memiliki Tujuan Finansial
Kamu harus punya tujuan finansial yang jelas untuk mulai verinvestasi.
Kalo tujuanmu kabur, jalanmu pun ikutan kabur.

Ini pengalaman saya :
Saat pertama kali investasi saham, saya tahunya mau investasi doang. Tanpa tujuan finansial, saya taunya mau untung saja.
Akhirnya saat terjadi koreksi dalam, saya bingung luar biasa.
Karna saya nggak ngerti kenapa saya harus ngerasain rugi besar begitu? Untuk apa sih?
Saya nggak punya tujuan, sehingga rugi aja bikin hilang arah.
Belajar dari sana, saya mulai pake konsep tujuan finansial dalam berinvestasi dan mengkotak-kotakkan keinginan dan instrumen investasi yang saya pilih.
Contoh :
- saham untuk membantu saya beli aset yang saya incar,
- reksadana membantu saya mempersiapkan dana pensiun dan
- sisanya masih saya coba.
Cara gini masuk akal dan bikin saya lebih nyaman.
Jangan habisin waktu kamu seperti saya.
Save yourself dan bikin tujuan finansialmu sejak awal dan jadiin investasi sebagai alat untuk mencapai goal finansial tersebut.
Baca Juga : Smart Goal Finansial
7. Siap Belajar
Siap untuk belajar berinvestasi adalah satu satu pertanda bahwa kamu sudah siap untuk terjun berinvestasi.
Dunia investasi itu punya dimensi yang luar biasa dalam.
Kamu nggak akan bisa memahami apa yang rumusnya begitu rumit, hanya dalam waktu satu malam. Atau melalui satu buku investasi, atau lewat satu sesi video youtube.
Makanya penting untuk tetap belajar.

Belajar adalah proses yang nyebelin dan ngabisin energi, sehingga banyak orang yang nggak pengen belajar investasi.
Tapi karna hari ini kamu sudah datang ke wartadana, saya cuman pengen bilang dengan klise bahwa nggak ada hasil yang mengkhianati usahanya.
Saat kamu belajar investasi, yakin deh kamu sendiri yang akan menikmati hasilnya.
Dengan punya tujuan finansial, belajar investasi akan lebih masuk akal.
Karna kamu habisin waktumu untuk selangkah lebih dekat dengan tujuanmu.
Bukan habisin waktu secara random tanpa arah.
8. Paham Ada potensi Rugi
Semua investasi punya potensi risiko. Nggak ada satupun investasi tanpa risiko.
Makanya menabung beda dengan investasi.
Saat menabung, kamu nggak perlu takut uangmu berkurang mendadak atau rugi puluhan persen. Nominal uangmu nggak akan berubah.
Tapi saat investasi, kamu harus takut dan mikirin kalo risiko terjadi apa langkahmu?

Nggak ada investor yang nggak pernah rugi. Siapapun pasti pernah rugi.
Kuncinya bukan menghindari kerugian, tapi paham bahwa ada potensi merugi sehingga kamu nggak buta investasi karna mau untung gede doang.
Saya termasuk orang yang pengen untung gede doang. Apalagi pertama kali terjun ke pasar saham.
Tanpa ilmu investasi yang memadai, di awal tahun 2020 saat pasar saham rontok saya pun keringat dingin.
Bisa-bisanya porto minus sampai 60 %? Hidup macam apa ini?
Berkaca dari sana, saya pengen kamu aware banget terhadap potensi rugi.
Jangan cuman dengerin omongan orang, bahwa xxx ngasih dia cuan sebesar 1.000 % dalam waktu 5 tahun terakhir.
Tanyain juga rugi terdalamnya berapa?
It’s better done than perfect
Gimana? Sudah checklist ke-delapan poin ini?
Kalo iya, kamu sudah ready banget untuk mulai berinvestasi.
Btw jangan bikin berat diri sendiri dengan membuat standar yang terlalu tinggi, contoh :
- saya harus punya mobil dulu baru mulai investasi,
- gua harus beli rumah dulu baru investasi,
- aku harus punya tabungan 100 juta dulu baru investasi.
Pada dasarnya, investasi akan membantu kamu untuk mencapai banyak hal dalam hidup.
Kamu bahkan bisa gunakan investasi untuk membeli mobil atau rumah.
Asalkan kamu punya mindset yang tepat dan tujuan finansial yang kuat.
It’s better done than perfect.
***
Psst : kalo bingung darimana, wartadana punya koleksi artikel tentang investasi yang akan mempermudah kamu untuk bikin keputusan investasi.
Mari diklik!
Baca Juga :
Link Wartadana :
Terima kasih sudah main ke wartadana.com