Apaan Sih Reksadana Pendapatan Tetap?
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang komposisi portofolionya terdiri atas obligasi / surat utang.
Tapi tentunya kamu nggak klik artikel ini, hanya untuk membaca terminologi reksadana pendapatan tetap yang sering disingkat RDPT ini.
Maka keep scrolling dan kamu akan dapatin insight tentang :
- Apa itu reksadana?
- Memahami reksadana pendapatan tetap,
- Cara kerja RDPT,
- Serta yang terpenting gimana cara cuan dari reksadana obligasi.

Ps : mau lebih paham soal obligasi / Surat Utang Negara / bonds / Surat Berharga Negara?
Baca yok beberapa artikel ini :
- Investasi Obligasi Pemerintah
- Cara Investasi Obligasi Online
- Cara Beli Obligasi di Pasar Sekunder
- Surat Berharga Negara
KONTEN ARTIKEL
1. Apa Itu Reksadana ?
Reksadana adalah investasi yang merupakan kumpulan dari instrumen investasi dasar seperti saham / obligasi. Jadi investor nggak nggak kena eksposure dari satu objek investasi saja.
Pihak ketiga yang mengelola dana investor untuk diinvestasikan pada saham / obligasi / deposito disebut Manajer Investasi / Asset Management.
Sebagai balas jasa, Manajer Investasi akan membebankan biaya pengelolaan portofolio investasi kepada investor.

Analogi yang sering digunakan untuk membedakan investasi biasanya vs reksadana adalah analogi buah vs rujak.
Buah adalah instrumen investasinya misal : saham / obligasi.
Sementara rujak adalah reksa dana yang terdiri atas campuran antara investasi dasar aka si buah ini.

Saat kamu punya uang 10k, kamu hanya bisa membeli satu jenis buah saja.
Sementara jika kamu gunakan 10k ini untuk membeli rujak, kamu bisa dapatin banyak jenis buah + saus rujak yang nikmat.
Kenapa beli reksadana?
Kalo bisa beli saham / obligasi secara langsung, kenapa harus beli reksadana?
Toh untuk investasi saham, modal 500 ribu pun bisa.
Sementara untuk beli obligasi ritel pemerintah, modal 1 juta pun bisa.
Plus kalo kamu beli reksadana, kamu akan kena biaya tambahan untuk fee Manajer Investasi tersebut.

Well, jawabannya adalah nggak semua orang punya kemampuan untuk mengelola investasinya ataupun waktu untuk ngurusin investasi tersebut.
Kamu pastinya punya kegiatan utama yang ngasih kamu penghasilan rutin.
Sehingga nggak selalu memungkinkan untuk mantau pasar saham atau memahami gejolak ekonomi yang sedang berlangsung.

Jadi dibanding berinvestasi secara gegabah atau modal ikutan orang doang, adalah lebih bijak kalo kamu tempatkan uangmu pada Manajer Investasi.
Toh Manajer Investasi / Asset Management bukan sembarangan orang.
Mereka belajar soal ekonomi dan paham istilah keuangan yang bakalan bikin kepalamu nyut-nyut kalo dipelajari.
Intinya mereka punya kompetensi untuk mengelola dana investasi kamu.
Biarin yang pro yang mikir & kerja
Mengutip nasihat Arkad – orang terkaya di Babylonia kuno, jangan terlalu percaya diri saat berinvestasi – lebih baik berkonsultasi dengan ahli yang mengerti gimana caranya agar investasi menjadi untung.
Sehingga nggak ada salahnya memilih investasi reksadana jika kamu merasa belum kompeten atau nggak punya waktu untuk jagain investasimu.

(investasi bukan lilin babi ngepet yang dijagain satu malam doang)
Wartadana secara personal percaya bahwa nggak semua orang harus jadi investor handal.
Kalo kamu punya passion lain yang mau kamu kejar atau punya ambisi pada karirmu atau ada hal lain yang menyita perhatianmu dalam kehidupan sehari-hari, ya go on!
Ngapain membagi fokusmu untuk belajar investasi di saat kamu bisa fokus 100 % pada targetmu?

Karna masih ada cara lain yang bikin investasimu dikelola oleh orang-orang yang pintar, yaitu investasi reksadana.
2. Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap?
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang berinvestasi di obligasi / surat utang.
Jadi pembagiannya adalah 80 % beli obligasi sementara sisanya dimasukkan ke deposito.
Dalam konsep reksadana, nggak semua uang kelolaan Manajer Investasi diinvestasikan pada saham / obligasi.
MI tetap harus punya porsi cash apabila sewaktu-waktu nasabah mau menarik investasinya.

Reksadana Pendapatan Tetap disebut juga sebagai Fixed Income Mutual Fund / Reksadana Obligasi.
Kenapa ada RDPT?
Semua orang tahu beli saham lebih menguntungkan dari beli obligasi.
Jadi kenapa harus ada reksadana obligasi / reksadana pendapatan tetap?
Kenapa nggak langsung beli reksadana saham aja?
Kan cuannya lebih gede.
Well, hal ini karna dalam berinvestasi ada rumus basic yaitu high risk high retun.
High Risk High Return
Saat kamu menginginkan cuan yang gede, maka risiko yang kamu terima juga lebih besar.

Sementara nggak semua orang siap menanggung risiko gede.
Ada beberapa yang masa investasinya singkat, sehingga butuh kepastian tinggi terhadap pengembalian pokoknya.
Atau ada investor yang karakternya konservatif dan nggak nyaman dengan risiko tinggi.
Itulah kenapa reksadana nggak hanya terdiri atas reksadana saham, ada juga reksadana pendapatan tetap (yang kita bahas hari ini) atau reksadana pasar uang atau reksadana campuran.
3. Cara Mendapatkan Cuan Dari RDPT
Secara umum, cara dapatin keuntungan di Reksadana Pendapatan Tetap adalah melalui kenaikan harga unit.
Jadi selisih antara harga jual unit – harga beli unit adalah keuntungan investor.
Contohnya :

Lihat contoh reksadana obligasi ini, yang dalam satu tahun terakhir mengalami kenaikan sekitar 14,79 %.
Nggak secakep saham, tapi jauh lebih baik dari rate deposito.
Harga per 18 Mei 2020 adalah 2.300 sementara harga saat ini mencapai Rp 2.600 (setahun).
Sehingga ada keuntungan dari selisih harga sebesar Rp 300.
Kalo kamu investasi 1 juta pada RDPT di 18 Mei 2020, kamu punya 435 unit reksadana (Rp 1 juta / Rp 2.300 -> harga per unit saat itu).
Berapa keuntunganmu saat ini?
Dengan harga Rp 2.600 maka keuntunganmu adalah Rp 300 per unit atau Rp 130.000 secara total.
Ingat bahwa cuan reksadana hanya bisa kamu realisasikan saat kamu menjual unit RD-mu.
Kalo belum dijual, keuntungannya disebut floating profit dan kalo rugi disebut floating loss.
Deviden RDPT
Sebagai pemanis, ada beberapa RDPT yang memberi keuntungan tambahan yaitu : deviden.
Deviden RDPT adalah deviden yang dibayarkan per bulannya dari kupon yang diterima oleh MI.
Jadi investor dapatin keuntungan dari deviden sekaligus kenaikan harga.
Contoh RDPT yang memberikan deviden yaitu ADOUN / MPB II.
Perhitungan deviden adalah dikali per unit dari reksadana yang kamu miliki.
4. Keuntungan Investasi RDPT
Apa sih untungnya bagi kamu untuk mulai berinvestasi di Reksa Dana Pendapatan Tetap?
Berikut adalah 4 keuntungan mulai berinvestasi di RDPT :
a. Modal terjangkau
Bermodalkan 100k saja kamu bisa membeli RDPT dan dapatin eksposure terhadap investasi obligasi pemerintah yang cakep.
FYI : obligasi pemerintah seperti FR nggak bisa dibeli ketengan. Artinya sekali beli minimal ratusan juta.
Sementara melalui RDPT, kamu bisa rasain gimana cuan dari obligasi pemerintah modal 100k doang.
Menarik banget!
b. Banyak pilihan
RDPT sudah variatif banget, kamu bisa memilih versi RDPT syariah atau RDPT konvensional.
Dan kamu bisa pilih berdasarkan jeroan RDPT tersebut, mau RDPT yang isinya obligasi pemerintah atau obligasi korporasi.
Kemana lagi cari investasi modal 100 ribu yang ngasih opsi sebanyak ini?
c. Dikelola ahli
Kamu nggak harus belajar dalam tentang kondisi ekonomi atau istilah finansial yang ribet itu.
Dengan berinvestasi di RDPT, kamu cukup percayakan pada ahlinya untuk membantu kamu dapatin cuan.
Mereka yang kaji kondisi ekonomi, urusin administrasi dan bla-bla-bla.
Tugasmu hanya nyetor investasi secara rutin dan menunggu hingga investasimu berbuah.
Kemana lagi dapatin fasilitas kece begini?
d. Gak kena pajak
Yes, it’s true.
Reksadana adalah jenis investasi yang nggak dikenakan pajak.
Artinya setiap return yang kamu hasilkan free tax dan sifatnya net. Wow!
5. Cara Investasi RDPT
Tertarik untuk punya reksadana pendapatan tetap?
Kamu bisa lakukan 4 cara ini dan dengan mudah menambah RD Pendapatan Tetap ke dalam portofolio investasimu.
a. Buka akun di APERD
Salah satu cara favorit dalam membeli reksadana adalah melalui aplikasi supermarket reksadana online.
Kamu bisa temukan atau riset melalui artikel Agen Penjual Reksadana Online Terpercaya ini.
Dan jika kamu malas ribet (seperti wartadana), kamu bisa langsung gunakan aplikasi investasi reksadana favorit wartadana yaitu Bibit.
I’m not trying to sell Bibit to you, tapi kalo kamu baru mulai berinvestasi reksadana, aplikasi yang satu ini adalah pilihan tepat.
Karna mereka fokus pada RD saja, jadi kamu nggak akan terdistraksi oleh hal-hal lainnya.
b. Pilih RDPT
Memilih RDPT yang mau kamu investasikan, dapat kamu lakukan setelah akunmu jadi.
Kamu bisa lakukan screening melalui aplikasi untuk memilih RDPT terbaik dengan cara sort dari return tertinggi ke terendah.
Kemudian ikutin 4 tips memilih RDPT di aplikasi investasi RD online :
- Return yang menarik dengan expense ratio yang lebih rendah (kalo kamu pake Bibit this is so easy to navigate),
- RD yang dapat di-switching. Tujuannya adalah saat harga naik tinggi, kamu bisa realisasi profit dahulu dengan switching ke RDPU. Nantinya saat terjadi koreksi, kamu bisa switching kembali.
- Rekening Bank Kustodian di Bank yang rekeningnya kamu punya, agar hemat biaya transfer.
- Baca fund fact sheet reksadana tersebut.
Lakukan Kebalik
Atau kamu bisa lakukan pencarian reksadana terlebih dahulu, kemudian mencari aplikasi yang menjual RD tersebut.
Karna nggak semua aplikasi investasi reksadana menjual semua reksadana yang ada di Indonesia.
Kadang mereka kerjasama dengan MI tertentu dan kadang mereka nggak kerjasama.
Jadi kalo kamu tahu RDPT pilihanmu, risetnya backward alias kebalik.
Mulai dulu dari RDPT -> cari agen penjual yang kerjasama dengan MI tersebut -> buka akun.
c. Lakukan pembelian
Lakukan pembelian RD setelah akunmu set. Sayang banget kalo kamu sudah buka akun tapi malah hiatus.
Dalam proses pembelian reksadana, kamu bisa lakukan pembayaran melalui transfer atau menggunakan e-money.
H+1 / H+2 sejak transaksi, kamu akan menerima setelmen unit yang bisa kamu cek di akun AkSES KSEI-mu.
And done.
Tugasmu selanjutnya adalah menunggu hingga RD ini bergerak ke utara (ke atas alias harganya naik).
d. Sabar menanti
Wartadana paham, menunggu momen untuk dapatin profit setelah kamu berinvestasi = momen paling lama.
Oh em ji! Kenapa nggak cuan-cuan sih?
Apalagi kalo ada reksadana sejenis yang sedang perform, sementara pilihanmu belum jalan-jalan juga.
What went wrong? Perlukah kamu cabut dulu dananya dan masuk ke RD lain yang returnnya lagi bagus? Atau nunggu? Kalo mau nunggu, sampai kapan?
Dan bla-bla-bla.

Well, wartadana share rahasia umum untuk dapatin cuan maksimal dari investasi adalah kamu harus sabar.
That’s all. Sabar nungguin.
Kalo mau sudah riset dengan benar, maka pilihan reksadanamu tentulah udah tepat.
Pindah sana – pindah sini bukanlah solusi.
Karna setiap reksadana punya momennya masing-masing. Kamu tinggal tunggu reksadana pilihanmu untuk manggung.
6. Negatif Poin RDPT
Sekarang saatnya kamu buka mata dan cari tahu apa sih negatif poin dari berinvestasi RDPT?
a. Harus pilih MI yang bonafide
Kamu harus pastiin bahwa orang yang kamu pilih untuk mengelola uangmu adalah orang yang dapat kamu percaya. Kredibilitasnya nggak perlu kamu ragukan.
Jika kamu harus memilih MI atau perusahaan Asset Management yang bonafide, investasimu nggak akan bertumbuh seperti ekspektasimu.

Untuk memilih MI terpercaya, wartadana suka lakukan riset kepo berikut :
- Masuk ke situs MI / AM tersebut
- Scrolling siapa CEO-nya, siapa komisarisnya
- Lihat-lihat profil mereka di LinkedIn atau media sosial lainnya
- Lakukan Google Checking (every dirt bakalan muncul di sana)
Kedengaran repot, tapi kalo pake mindset kepo ah, nggak bakalan repot.
Pst : di setiap RD yang dibeli, wartadana tahu siapa nama CEO-nya dan sedikit latar belakang mereka.
Untuk bikin yakin, orang ini / institusi ini trusted atau nggak. Karna nyari uang nggak gampang, kan?
b. Kamu tetap harus pantau berkala
Yes, bagi beberapa orang memantau investasi adalah pekerjaan melelahkan. Apalagi saat kamu sibuk sama hidup atau lagi malas aja.
Sehingga untuk mempermudah prosesmu dalam memantau investasimu, carilah teman investasi.
Kamu nggak harus menyesuaikan selera investasi kamu dengan selera investasi temanmu.
Tapi kalian bisa saling sharing dan mengingatkan agar proses memantau berkala ini jadi menyenangkan.
7. RDPT vs Obligasi Ritel
Pilih mana antara RDPT vs Obligasi Ritel?
Pembahasan menarik ini akan kita keep untuk artikel berikutnya (karna udah kepanjangan).
Jadi klik artikel RDPT vs Obligasi Ritel ini.
Btw baca juga : Obligasi Ritel vs Deposito
Dan pembahasan kita soal reksadana pendapatan tetap selesai di sini.
Baca Juga :
- Pentingnya Mengatur Keuangan
- Mengenal Dana Darurat
- Hal Dasar Yang Perlu Kamu Tahu Tentang Asuransi Jiwa
- Mencapai Financial Freedom