Kepengen tahu mengapa KPR ditolak bank?
Pernah ngerasain kredit ditolak bank tanpa dikasih alasan yang masuk akal? Kali ini wartadana akan share 4 alasan umum mengapa KPR ditolak bank.
Alasan-alasan yang sederhana dan umum banget.
Tapi alasan ini penting kamu tahu terutama saat kamu sedang berencana untuk membeli rumah tinggal.

Sehingga saat kamu mengajukan KPR di bank, persentase disetujuinya bisa lebih besar. Karna kamu tahu apa yang nggak diinginkan oleh si Bank.
Jadi, keep scrolling ya!
Kredit Pemilikan Rumah
Atau yang biasa disingkat dengan KPR merupakan pembiayaan bank yang sifatnya untuk membeli rumah tinggal.
Jadi saat kamu ke bank mengajukan KPR, artinya kamu mengajukan kredit untuk membeli rumah yang akan kamu tinggali.
Dalam kacamata bank sendiri, Kredit Pemilikan Rumah terdiri atas 2 jenis berikut :
- KPR Primer -> dimana Debitur membeli rumah dalam kondisi baru dari developer
- KPR Sekunder -> dimana Debitur membeli rumah dalam kondisi bekas dari non-developer

Nggak cuman untuk membeli rumah saja, KPR juga bisa diajukan dalam format Kredit Multiguna yang bisa dipake untuk :
- Membiayai renovasi rumah,
- Membiayai kebutuhan lain-lain, semisal pernikahan atau pendidikan, atau
- Membiayai keperluan konsumtif lainnya.

Intinya adalah untuk keperluan yang sifatnya konsumsi pribadi kamu sendiri.
Seperti pernah dijelasin sebelumnya di artikel tentang mengenal kredit di bank ini, kredit secara garis besarnya terbagi atas dua jenis, yaitu :
- kredit dengan tujuan konsumsi dan
- kredit dengan tujuan produksi.
Beda kedua jenis kredit ini adalah konsumsi untuk pemakaian yang sifatnya pribadi dan habis, sementara kredit yang sifatnya produktif itu adalah kredit yang digunakan untuk keperluan usaha.
Untuk tahu tentang bunga dan syarat pengajuan KPR di bank silahkan klik banner di bawah.
Mengapa KPR Ditolak Bank?
Setiap kali kamu datang ke bank dan mengajukan sesuatu, sifatnya selalu berupa permohonan.
Karna petugas bank yang biasa kamu temui nggak punya wewenang besar. Mereka punya bos dan atasan yang berhak mutusin lebih lanjut.
Sehingga yang bisa dibantu oleh petugas bank untuk kamu adalah membantu pengajuan permohonannya.

Makanya kadang muncul beberapa kondisi dimana dari petugas bank kamu mendapatkan sinyal positif, tetapi hasilnya malah kredit ditolak.
Dan saya ngerti nggak nyamannya perasaan saat pengajuan KPR ditolak.
- Kalo sudah bayar biaya survei di awal, kamu akan kecewa karna biayanya sia-sia.
- Saat kamu sudah janji ke pihak penjual, kamu akan kelimpungan mencari alternatif bank untuk pembiayaan. (Apalagi kalo sudah bayar tanda jadi).
- Jika kamu sudah proses KPR selama beberapa waktu, kamu akan menyesali waktu yang terbuang karna nunggu persetujuan dari Bank tersebut.
Harapan saya adalah sebelum kamu mutusin untuk mengajukan KPR, kamu bisa baca 4 alasan umum mengapa KPR ditolak bank berikut.
Agar nanti lebih realistis dalam menghadapi petugas bank ataupun ketentuan bank.
Jadi ini dia 4 alasan umum mengapa bank menolak KPR.
KONTEN ARTIKEL
1. Kolek 2-3-4-5 Di Bank Lain
Bank punya mekanisme untuk mengecek data pinjaman kamu di bank lain.
Mekanisme ini disebut BI Checking atau SLIK OJK.
Cara kerjanya adalah dengan mengakses data calon Debitur di sistem Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Oleh petugas bank, pengecekan ini dilakukan melalui jaringan internal bank yang terkoneksi ke situs SLIK IDEB.
Pengecekan SLIK IDEB merupakan hal pertama yang akan dilakukan petugas bank, begitu menerima data calon Debitur.
Tapi nggak cuman petugas bank yang bisa mengakses data-data pinjamanmu.
Semisal kamu ingin melakukan pengecekan, yang perlu dilakukan hanyalah datang ke kantor OJK dan mengisi form yang disediakan.

Hasil pengecekan terkait data pinjaman kamu akan dicetak oleh petugas OJK dan dapat diambil di hari yang sama.
Di laporan SLIK IDEB atau SLIK OJK akan tertera :
- Siapa krediturnya alias bank pemberi pinjamannya
- Berapa besar plafond kredit di awal?
- Berapa sisa pinjaman saat ini?
- Berapa bunga yang dibebankan oleh kreditur?
- Jangka waktu pinjaman?
- Jaminan apa yang digunakan untuk mengcover pinjaman tersebut (jika ada jaminannya)
Di antara sebanyak itu informasi yang tersedia, informasi yang paling awal dilihat oleh petugas bank adalah informasi perihal kolektabilitas.
Baca Juga : Cara Mudah Mengecek BI Checking / SLIK OJK
Apa Pengertian Kolektabilitas?
Kolektabilitas adalah tingkat kelancaran pembayaran kepada bank / leasing yang terdiri atas :
- Kolek 1 – Lancar
- Kolek 2 – Dalam Perhatian Khusus
- Kolek 3 – Kurang Lancar
- Kolek 4 – Diragukan
- Kolek 5 – Macet

Bank nggak mau tahu kolek 2 hingga 5. Bank hanya mengenal istilah kolek 1 alias lancar.
Ada Kolek Atau Tunggakan
Jika hasil SLIK OJK kamu menunjukkan adanya kolek 2 walopun itu hanya kartu kredit, biasanya permohonan KPR-mu sudah berat banget.
Alasannya karena KPR itu sifatnya personal loan. Dan setiap cerminan dari karakter kamu akan dinilai penting oleh bank.

Kalo sering kolek 2 yang artinya pernah nunggak 1-90 hari, maka punya uang banyakpun percuma.
Kesimpulan yang akan ditarik oleh petugas bank adalah : orang yang punya uang tapi nggak mau memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu = bad character.
Di kacamata analis bank, artinya karakter yang buruk. Dan orang bank paling anti dengan orang yang berkarakter buruk.

Karena dasarnya bank itu dibangun dengan kepercayaan.
Kalo kepercayaan kecil saja sudah nggak bisa dijaga, siapa yang berani jamin kepercayaan lebih besar akan dijaga?
Jadi pastikan semua kewajiban kamu ke bank / leasing dibayar dengan tepat waktu.
Hal ini untuk menghindari pencatatan yang buruk di SLIK IDEB alias BI Checking kamu.

Karna ke depannya akan nyusahin dirimu sendiri.
2. Kemampuan Bayar Nggak Mencukupi
Kemampuan membayar kembali kredit di bank disebut juga DBR.
DBR adalah debt burden ratio.
Yang artinya rasio kewajiban terhadap penghasilan.
Dari jaman batu, DBR diatur di angka maksimal 35 %.
Angka ini menunjukkan bahwa batas maksimal pembayaran hutang itu adalah 35 % dari gaji. Kalo lebih dari itu, artinya keuangan calon Debitur belom sehat.

Dalam kredit konsumsi angka DBR digunakan sebagai cara untuk menghitung kemampuan membayar calon nasabah.
Apa Saja Komponen Yang Masuk Dalam Perhitungan Hutang?
Untuk mengerti kenapa kemampuan bayarmu nggak cukup, tentu kamu perlu tahu cicilan apa saja sih yang dihitung oleh bank.

Dan berikut adalah 3 jenis kredit yang akan jadi faktor pengurang kemampuan bayarmu :
1. Kewajiban kartu kredit, biasa dihitung 10 % dari plafond kartu kredit.
Asumsi orang bank adalah apabila ada kewajiban kartu kredit, masih dapat dicicil dengan pembayaran minimum 10 % per bulannya.
2. Kewajiban lain di leasing, seperti KTA atau pembelian barang.
Cicilan hp, cicilan motor, cicilan mobil hingga cicilan kulkas turut dihitung sebagai bagian dari hutang.
3. Cicilan bulanan KPR yang diajukan, berdasarkan lama pinjaman, jumlah pinjaman dan bunga pinjaman.
Bagaimana Cara Menghitung DBR?
Rumus dasar Debt Burden Ratio adalah :
Kewajiban Bulanan / Penghasilan Bulanan

Jadi silahkan bagi kewajiban bulanan kamu versus penghasilan bulanan kamu.
Jika angka tersebut melewati 35 %, maka secara nggak langsung kamu belum layak untuk mengajukan KPR.
DBR perbankan diatur di angka 35 % dengan maksud agar setiap individu punya kewajiban bulanan maksimal 35 % dari penghasilan bulanannya.

Jika di atas 35 % dikhawatirkan si peminjam akan susah sendiri. Karna lebih dari 35 % gajinya dialokasikan untuk bayar hutang.
3. Nggak Punya Dana Mengendap
Saya pernah lihat banner di jalanan Jakarta yang menawarkan produk KPR yang di-approve secara instant tanpa perlu dana mengendap.
Tapi hal ini belum berlaku di kota-kota kecil seperti Pekanbaru (tempat saya tinggal).
Dana mengendap masih sama pentingnya dengan DBR dalam pengajuan kredit KPR.
Apa Pengertian Dana Mengendap?
Dana mengendap adalah jumlah rata-rata saldo kredit di rekening bank kamu.
Baik yang ada di rekening giro maupun yang ada di rekening tabungan.
Periode kajian rekening biasa diminta 3 bulan. Tetapi ada beberapa bank yang mensyaratkan 6 bulan.
Mengapa Dana Mengendap Penting?

Berikut adalah 3 alasan mengapa penting punya dana mengendap di rekening.
1. Memiliki dana mengendap artinya memiliki sejumlah uang untuk dijadikan DP pembelian rumah.
DP alias down payment alias uang muka merupakan syarat dari bank untuk pengajuan KPR.
Bank mensyaratkan calon nasabah untuk membayar 20 % dari nilai rumah menggunakan dananya sendiri.
Sisanya barulah dibayarkan melalui pencairan pinjaman dari bank.
Coba hitung sendiri berapa DP minimal rumah yang ingin dibeli vs saldo tabungan kamu?
Apakah sudah memadai?
2. Memiliki dana mengendap artinya memiliki sejumlah uang untuk membayar biaya kredit di awal.
Biaya pengikatan kredit di bank.
Rata-rata biaya pengikatan kredit di awal adalah sekitar 3-5 %.
Belum termasuk biaya balik nama notaris dan pembayaran pajak jual beli.
Tanpa dana mengendap yang memadai, darimana uang untuk membayarkan biaya-biaya tersebut?
Baca Juga : Biaya Pengikatan Kredit Di Bank
3. Memiliki dana mengendap artinya kamu mampu menabung setiap bulannya.

Dengan memiliki tabungan, artinya kamu bisa menyisihkan sejumlah uang dari penghasilan bulanan. Yang sekaligus nunjukin bahwa gajimu nggak kepake hingga habis.
Misalnya kamu nggak punya tabungan, kemanakah semua sisa dari gaji bulanan?
Kesimpulannya adalah gaji nggak bersisa atau pas-pasan untuk memenuhi biaya bulanan.

Kalo penghasilan bulanan nggak bersisa, darimana mau bayar cicilan bulanan KPR?
Tips Tambahan
Saya tahu beberapa orang nggak lagi menyimpan uang secara konvensional di rekening tabungannya. Dengan pertimbangan bahwa bunga tabungan itu rendah banget.
Jadi banyak orang yang mulai mengalokasikan dananya untuk deposito online atau membeli Reksadana Pasar Uang yang returnnya lebih gede.
Misalnya nih sekarang kamu punya deposito atau simpanan dalam bentuk lain.

Silahkan masukin bukti-bukti kepemilikannya ke bank untuk nunjukin dimana letak dana mengendapmu.
4. Nggak Bisa Menjual Diri Dengan Baik
Pernah dituliskan sebelumnya di artikel alur kredit bank ini, bahwa penting untuk bisa bertemu dengan bank officer yang memang ingin membantu kamu.
Sedikit out of topic ya :
Saya terlibat pembicaraan dengan seorang teman, perihal 2 jenis pekerja :
- Yang memang pengen kerja
- Yang pengen keliatan lagi kerja
Pastikan saja kamu selalu berurusan dengan pribadi-pribadi yang memang ingin bekerja.
Nah kembali pada alasan keempat ini, yaitu nggak bisa menjual diri dengan baik.
Gimana sih kondisi dimana kamu nggak bisa menjual diri dengan baik?
1. Terlihat Asal-Asalan
Sama dengan menggampangkan setiap hal.
Setiap kali diminta data A, bilangnya nggak usah deh, buat apa?
Bank A nggak butuh loh.

Bank officer akan ngomong dengan teman imajinasinya : ajukan di sana ajah, ngapain ke sini?
2. Membohongi Petugas Bank
Banyak orang melakukannya dan lewat.
Tapi lebih banyak lagi orang yang mencoba melakukannya dan nggak lewat.
Satu kali kebohongan membuat petugas bank nggak akan percaya ke kamu lagi.
Saya selalu saranin orang untuk jujur pada petugas bank. Percaya deh, petugas bank itu butuh target.

Kalo mereka merasa kamu adalah orang yang layak & punya karakter yang baik mereka akan membantu dengan caranya sendiri.
3. Terlalu memaksa petugas bank (NGOTOT)
Hal ini akan membuat petugas bank merasa was-was.
- Kenapa si A demikian ngotot agar kreditnya disetujui?
- Apakah ada sesuatu di balik tindakan tersebut?
- Apakah dia sebenarnya udah ngajuin di tempat lain tapi mentok?
- Kenapa ngotot banget ya? Apa lagi ketat cashflow-nya?

Hampir semua bank officer dituntut untuk curiga pada setiap ucapan nasabahnya.
Setiap manajer pasti berpesan agar anggotanya nggak gampang percaya pada omongan orang lain.
Jadi jarang banget ada petugas bank menelan mentah-mentah omongan calon nasabahnya.

Dan semakin dipaksa, semakin curiga petugas bank tersebut. Sehingga ybs memilih untuk nggak melanjutkan proses kredit tersebut.
***
Keempat alasan di atas adalah 4 alasan umum mengapa KPR ditolak bank.
Namun ada juga beberapa alasan lain yang masih dapat diakali dengan mencari bank lain seperti :
- Nominal pinjaman nggak sesuai dengan angka minimal yang dapat dikerjakan oleh bank.
- Nominal gaji nggak sampai batas minimal yang disyaratkan oleh bank.
- Kredit tanpa down payment. -.-?
- Terkendala di usia minimal 18 tahun atau usia maksimal setelah kredit lunas di 55 tahun (biasanya).

Saat KPR Ditolak Oleh Bank
Di saat rencana dan keinginan nggak berjalan dengan baik, lebih baik ambil waktu untuk berhenti sejenak.
Bukannya maksain keadaan.
Sharing saja, banyak saya temukan orang yang memaksakan diri untuk KPR tanpa modal dengan mencurangi data terhadap bank.

Hasilnya kebanyakan nggak baik. Karena biaya hidup itu nggak pernah turun loh…
Jadi kalo sekarang dinilai belum mampu, ya mesti berbenah. Move on lah! Nyalahin keadaan atau orang lain atau aturan bank yang ribet hanya bikin masalah tambah runyam.
Sama halnya dengan saat KPR nggak disetujui pihak bank alias ditolak.

Gimanapun Bank menyalurkan uang orang lain kepada Calon Debiturnya. Sehingga mereka mesti prudent (bijak) dalam mencairkan kredit.
Seandainya posisi di balik dan kamu adalah Deposan alias orang yang menyimpan uang : Apakah kamu rela bank bersikap tidak bijak dan membahayakan simpananmu untuk kredit yang belum layak?
Hidup jalan terus. Kalo tetap berbenah, kamu bahkan bisa beli rumah impian secara cash. Ya nggak?
Baca Juga :
Link Wartadana :
- Pinterest wartadana => sharing quotes keuangan.
- Jika kamu adalah pengguna Pocket, connect dengan saya di sini.
Terima kasih sudah main ke wartadana.com