KONTEN ARTIKEL
Gimana sih cara menghitung dana darurat?
Memahami manfaat dana darurat, membuat setiap orang bergegas untuk mulai menyisihkan emergency fund-nya. Tapi sebelum itu, gimana sih cara menghitung dana darurat?
Gimana cara menentukan berapa jumlah emergency fund yang harus kamu miliki?

Menyisihkan dana darurat adalah pekerjaan wajib siapapun, baik yang masih single atau berkeluarga.
Tapi sebelum bisa mengumpulkan emergency fund, tentunya kamu harus tahu berapa angka yang kamu targetkan.

Karna membuat goal finansial sepenting menyimpan dana darurat, haruslah dengan hitungan yang pas, artinya cukup dan akan bermanfaat saat dibutuhkan.
1. Punya Tanggungan vs Non Tanggungan
Sebelum masuk ke aspek hitungan, kita akan bahas satu hal yang normal banget dalam budaya Indonesia, yaitu saat anak wajib membantu orangtuanya secara finansial.
Sering banget, orangtua menjadikan anak-anaknya sebagai solusi keuangan.
Sehingga saat ngomongin dana darurat, penting untuk melihat kondisi kita masing-masing.

Apakah kamu termasuk orang yang memiliki tanggungan atau kamu lebih ke orang yang non tanggungan?
Menurut wartadana, membagi kondisi finansial seseorang dalam kategori single vs berkeluarga, menjadi kurang tepat.
Karna ada saja individu yang single tapi harus bertanggungjawab untuk keluarganya.

Sementara ada juga orang yang sudah berkeluarga, tapi nggak punya tanggungjawab besar terhadap keluarganya.
Hal-hal kayak gini adalah faktor yang harus kita perjelas, sebelum ngomongin hitungan cadangan dana darurat masing-masing.
a. Dengan Tanggungan
Secara prinsip, siapapun yang punya tanggungan, alias tambahan tanggung jawab di luar diri sendiri, tentunya punya beban finansial yang lebih besar dibanding orang tanpa tanggungan.
Btw, as corny as it may sounds, wartadana percaya bahwa saat kamu diberi tanggungan (apapun formatnya), artinya kamu dipercaya memiliki kemampuan untuk menjalankannya.
Bisa jadi kamu membantu orangtua, bantuin adek / kakak, hingga keponakan sendiri, atau siapapun.
And it’s a good thing. Super good. Nggak semua orang sanggup melakukannya.

Tapi di sisi lain, terutama saat ngomongin dana darurat, kamu harus menyertakan mereka dalam perhitunganmu.
Jadi nggak plok, hanya dirimu yang menjadi pengalinya. Kebutuhan tanggunganmu juga harus termasuk di dalamnya.
Dasar pikir kayak gini, yang menurut wartadana penting untuk kita omongin di awal sekali.
b. Non Tanggungan
Individu tanpa tanggungan, artinya nggak bertanggungjawab secara finansial pada orang lain, selain dirinya sendiri.
Sebagai individu non tanggungan, tentunya menyenangkan menjalani hidup untuk kamu seorang.
Tanpa harus dibagi pada siapapun.
Sehingga saat ngomongin dana darurat, maka pengalinya adalah kebutuhan kamu seorang.

PS : kalo dibicarakan seperti ini, individu tanpa tanggungan punya kebebasan dan beban finansial yang lebih kecil.
Tapi wartadana mau bilang sesuatu yang norak bahwa hidup emang nggak adil.

Jadi kalo kartu kita sekarang adalah kartu dengan tanggungan, yuk mari mainkan sebaik mungkin.
Ketimbang kena beban mental saat berandai-andai, apa yang akan terjadi seandainya kartu tanggungan ini berubah menjadi kartu non tanggungan.
Demikian pula sebaliknya.
2. Cara Menghitung Dana Darurat Jangka Pendek
Secara umum, dana darurat terbagi atas :
- dana darurat jangka pendek aka rainy day fund,
- serta dana darurat jangka panjang aka emergency fund.

Dana darurat jangka pendek atau rainy day fund adalah dana darurat dalam nominal kecil yang kamu peruntukkan saat terjadi hal-hal urgen yang membutuhkan dana kecil.
Contoh : sakit, sehingga perlu membeli obat herbal / makanan bergizi. Handphone kecebur air, jadi harus ganti baru.
Hal-hal yang butuh uang mungkin di bawah 1 juta, atau sekitar 1 hingga 10 jutaan.

Karna range-nya yang besar, tentu membingungkan : berapa sih sebenarnya yang harus kamu sisihkan?
Untuk menjawab gimana cara menghitung dana darurat jangka pendek, berikut adalah 2 pertanyaan untuk membantu kamu menentukan angka yang tepat.
a. Apakah Kamu Punya Tanggungan atau Non Tanggungan?
Pertanyaan pertama setiap kali mencoba menghitung cadangan dana darurat adalah gimana kondisi kewajiban finansial kamu?
Apakah kamu tergolong memiliki tanggungan? Atau kamu nggak punya tanggungan finansial?
Karna 2 kategori ini berbeda, maka pendekatannya berbeda pula.

Untuk kamu yang non tanggungan, artinya kamu hanya bertanggung jawab pada kondisi darurat kamu sendiri.
Aturan kasarnya adalah cadangan rainy day fund sekitar Rp 1 juta hingga Rp 10 juta.
Estimasi ini adalah perkiraan berapa besar keperluan dadakan yang mungkin akan muncul.
Sehingga silahkan pilih angka dana darurat jangka pendek, yang menurut kamu memadai, saat timbul kondisi urgent-nya.

Sementara untuk kamu yang memiliki tanggungan, artinya kamu harus mikirin kebutuhan orang yang kamu tanggung tersebut.
Saat mikirin berapa angkanya, lebih gampang untuk mengalikan jumlah orang dengan estimasi cadangan rainy day fund kamu.

Contoh, kamu non tanggungan, yang menanggung diri sendiri memutuskan cadangan dana darurat jangka pendek sebesar Rp 2 juta.
Maka saat kamu memiliki tanggungan, tinggal kalikan Rp 2 juta dengan jumlah orangnya.
Contoh : menanggung orangtua (Bapak dan Ibu), artinya kali 3 (termasuk diri kamu).
Maka untuk kamu dengan 2 tanggungan, estimasi dana darurat jangka pendek yang harus disisihkan adalah Rp 6 juta.
Karna apapun kondisi emergency tanggunganmu, tentunya menjadi kondisi emergency kamu juga.

Pendekatan di atas adalah gaya kira-kira. Saat kamu mau angka yang lebih pasti, lakukan proses budgeting dan tracking pengeluaran pribadi.
Kombinasi kedua hal ini memungkinkan kamu untuk menemukan seperti apa pengeluaran darurat jangka pendek yang pernah terjadi sebelumnya.
Sehingga cadangan dana darurat yang kamu sisihkan, berdasarkan kondisi historis.
b. Seberapa On Track Proses Menabung Kamu?
Dana darurat memiliki fungsi yang berbeda dari tabungan.
Sehingga menyamakan tabungan dana darurat sebagai tabungan masa depan, adalah tindakan yang kurang tepat.

Tabungan umumnya kamu simpan untuk sesuatu yang lebih besar, atau mungkin belum ada rencana pastinya.
Sementara dana darurat kamu simpan untuk sesuatu yang mungkin terjadi dan sifatnya dadakan.

Karna tujuannya berbeda, sedari awal kamu punya mindset bahwa tabungan harus bertambah setiap periodenya.
Sementara si dana darurat nggak perlu bertambah.
Yang harus dipastikan dari dana darurat adalah jumlah memadai untuk keperluan dadakan yang mungin terjadi, serta saat berkurang harus kamu refill kembali.

Dengan mindset yang berbeda, maka pendekatan kedua pos tersebut berbeda juga.
Semisal kamu sudah on track menabung, sudah terbiasa menyisihkan sejumlah uang dari penghasilanmu secara rutin, kamu boleh mematok angka dana darurat jangka pendek yang maksimal.
Jadi dari angka kasar sekitar Rp 1 hingga Rp 10 juta, kamu boleh memutuskan untuk menyisihkan dana darurat jangka pendek Rp 10 juta (atau dikalikan dengan jumlah tanggunganmu).

Tapi saat proses menabungmu masih maju mundur, maka mematok angka dana darurat yang paling minimal, sangatlah membantu.
Hal ini agar kamu bisa menyisihkan jumlah dana darurat jangka pendek lebih cepat. Sehingga dapat kembali fokus untuk menabung.
3. Cara Menghitung Dana Darurat Jangka Panjang
Dana darurat jangka panjang aka emergency fund merupakan sejumlah uang yang kamu cadangkan untuk mengcover saat kehilangan penghasilan rutin atau adanya keperluan medis dalam jumlah besar.
Dasar yang paling tepat utuk ngomongin emergency fund adalah berandai-andai saat seseorang mendadak kehilangan pekerjaan, tanpa simpanan yang memadai.

Hal kayak gini mungkin terjadi pada beberapa orang saja (sebelum covid).
Tapi, wartadana percaya setelah covid, mindset kita kebuka. Hal-hal kayak gaji dipotong 50 % hingga kehilangan penghasilan, sangat mungkin terjadi.
Sehingga nggak pernah salah, untuk bersiap terlebih dahulu, dengan menyisihkan emergency fund sedini mungkin.

Trus ngomongin soal angka dana darurat jangka panjang yang harus kamu sisihkan, tentunya lebih menarik lagi.
Wartadana pernah melihat situs bagus, yang dikelola oleh pemerintah, yang menyarankan orang untuk memiliki dana darurat sebanyak 6-12 kali dari gaji.
Angka yang tepat tapi bombastis – kurang realistis.

Pernahkah kamu mengalikan penghasilan rutinmu dengan 12 kali? Angka yang didapat tentu bikin amazing.
Wow! Nggak nyangka setahun ternyata dapat gaji yang lumayan.
Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah menurut kamu apakah memungkinkan menyimpan dana darurat 12 kali gaji tersebut?

Wartadana nggak berniat jadi ball breaker. Tapi angka maksimal seperti ini, harus kita hindari untuk menjaga peace of mind.
Jadi kalo gitu, berapa sih angka emergency fund yang tepat?
a. Pendekatan Biaya Hidup
Wartadana membandingkan beberapa situs personal finance saat riset artikel Dana Darurat Ideal ini.
Kesimpulannya adalah pengali dana darurat haruslah dari jumlah biaya hidup bulanan seseorang, bukan gaji.
Dasarnya agar saat kehilangan penghasilan, orang tersebut masih bisa bertahan hidup selama beberapa bulan, sembari mencari sumber penghasilan lain.

Jadi selama nggak punya penghasilan, pengeluarannya hanyalah biaya hidup saja.
Make sense ya, karna saat nggak punya penghasilan rutin, tentunya nggak bisa spending maksimal seperti saat bergaji bulanan.
Dengan pendekatan biaya hidup, baik kamu yang punya tanggungan atau non tanggungan, tinggal mengalikan biaya bulanan dengan jumlah bulan.

Sehingga nggak ada bedanya antara yang punya tanggungan atau non tanggungan.
Karna untuk yang punya tanggungan, tentunya angka biaya bulanan sudah mencerminkan biaya rutin untuk tanggungannya.
Setelah sepakat untuk menggunakan angka biaya hidup, yuk cari tahu berapa pengali yang tepat.
b. Berapa Kali Biaya Hidup?
Untuk menghitung jumlah dana darurat jangka panjang, biaya hidup bulanan harus dikali berapa?
Aturan kasarnya seseorang wajib memiliki cadangan dana darurat jangka panjang sebesar 6-12 kali dari biaya hidup bulanan.
Rule of thumb-nya.
Tapi tentu saja aturan adalah kondisi ideal yang mungkin terjadi dan mungkin juga nggak terjadi.
Untuk memutuskan berapa pengali yang tepat, wartadana ajukan 3 pertanyaan berikut :
1. Apa tipe penghasilan kamu?
Seperti apa tipe penghasilan kamu? Apakah penghasilan tetap atau penghasilan tidak tetap?
Contoh penghasilan tetap seperti gaji bulanan, sementara contoh penghasilan tidak tetap seperti wiraswasta atau freelancer.
Untuk kamu dengan penghasilan tetap, dana darurat sebesar 6 kali biaya hidup dinilai cukup (adequate) untuk mengcover saat mendadak kehilangan penghasilan tersebut.

Asumsinya dalam waktu 6 bulan, kamu bisa mendapatkan pekerjaan dan menerima penghasilan kembali.
Sementara untuk orang dengan penghasilan tidak tetap, risikonya menjadi lebih tinggi. Sehingga safe to say, mengambil pengali maksimal adalah dasar pikir yang tepat.
Jadi bagi orang dengan penghasilan tidak tetap, lebih baik mengumpulkan 12 kali biaya hidup sebagai cadangan emergency fund-nya.

Disclaimer : artikel ini sifatnya membagi insight dengan pendekatan logis.
Wartadana nggak bisa share customized sesuai kondisi kamu, sehingga saat ide yang tertulis nggak masuk akal bagimu, maka gunakan pendekatan kamu sendiri.
Karna di akhir hari, tentunya kamu yang paling mengerti hidupmu serta kebutuhan finansialmu.
2. Apa level pekerjaan kamu?
Pertanyaan selanjutnya adalah apa level pekerjaan kamu?
Hal ini khusus untuk individu dengan penghasilan rutin.
Saat level pekerjaan kamu adalah manajer atau lebih tinggi, tentunya mencari pekerjaan pengganti nggak semudah pekerjaan entry level.

Dengan mindset kayak gini, maka pengali dana darurat yang tepat adalah sekitar 12 kali biaya hidup.
Sementara saat pekerjaan kamu adalah entry level, yang lebih banyak dibutuhkan oleh perusahaan, memiliki emergency fund selama 6 bulan biaya hidup, terbilang cukup.
Disclaimer sekali lagi bahwa penjelasan ini adalah insight dengan logika dasar.
Kalo berbeda dari kondisimu, silahkan gunakan pendekatan kamu sendiri, senyaman kamu.
3. Berapa yang mungkin bagimu?
Pertanyaan terakhir untuk menentukan pengali biaya hidup adalah berapa angka yang memungkinkan untuk kamu?
Artinya nggak perlu terlalu keras pada diri sendiri dan mematok angka terlalu tinggi.

Karna semakin besar angkanya, harus semakin besar effort-mu, serta semakin besar kemungkinan maju mundurnya.
Hal-hal kayak maju mundurnya proses menyimpan uang, sangatlah mempengaruhi kondisi psikologis kita.

Sehingga lebih baik slow progress, yang penting tetap bertumbuh.
Dibanding mau ngegas di awal, tapi tengah jalan mati mesin.
Untuk memulainya, kamu bisa mencoba angka 3 bulan biaya hidup sebagai pengali. Atau kalo memang memungkinkan, sekalian saja mencoba 6 bulan / 12 bulan.
Sebisa kamu dengan tempo yang nyaman untukmu.
4. Take Action Yuk!
Setelah bicara panjang di atas, semoga kamu memiliki informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan gimana cara menghitung dana darurat.
Langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah dana darurat yang perlu kamu kumpulkan.
Klik kalkulator dana darurat wartadana, yang bisa kamu gunakan.
Coba sendiri dan otak atik hingga menemukan angka yang bisa kamu penuhi.
Jangan lupa bookmark dan baca habis seri dana darurat wartadana berikut :
- Dana Darurat 101
- Fungsi Emergency Fund – 5 Alasan Kamu Wajib Punya Dana Darurat
- Cara Menghitung Dana Darurat (artikel ini)
- Kalkulator Dana Darurat
- Angka Dana Darurat Ideal
- Cara Mengumpulkan Dana Darurat
- Cara Menyimpan Dana Darurat
- Dana Darurat vs Asuransi Kesehatan
- Asuransi Jiwa vs Dana Darurat
- Dana Darurat vs Menabung
- Dana Darurat vs Investasi
- Pinjaman Dana Darurat
- Kapan Boleh Pake Dana Darurat?
- FAQ Pentingnya Dana Darurat