Memutus Rantai Sandwich Generation
Sandwich generation jadi istilah yang populer beberapa tahun terakhir. Sama populernya dengan cara untuk memutus rantai sandwich generation.
Forum dan artikel berlomba-lomba memuat keluhan tentang beratnya menjadi generasi tulang punggung yang harus ngurusin anak dan orangtua bersamaan.
Hari ini wartadana akan bahas tentang gimana cara memutus rantai sandwich generation. Yok, mari scrolling!
KONTEN ARTIKEL
1. Mengenal Sandwich Generation
Sandwich generation adalah istilah yang dipopulerkan oleh sejak tahun 1981 oleh Dorothy Miller & Elaine Brody yang merujuk pada orang-orang yang harus memenuhi kebutuhan finansial anaknya sekaligus orangtuanya.
Mengutip situs Seniorliving, sandwich generation terdiri atas 3 kategori yaitu :
- The Traditional Sandwich Generation – orang dewasa di usia 40 hingga awal 50 yang terjepit antara orangtuanya dengan anaknya yang beranjak dewasa dan masih butuh bantuan finansial.
- The Club Sandwich Generation – Orang dewasa di usia 50 atau 60 yang terjepit antara orangtua yang semakin tua, anak mereka yang dewasa dan mungkin cucu-cucu mereka. Sama halnya dengan orang dewasa 30-an atau 40-an yang punya anak kecil, orangtua dan kakek-nenek.
- The Open Faced Sandwich Generation – Siapapun yang bertugas untuk merawat orangtua mereka.
Secara bahasa kita-kita : sandwich generation adalah pribadi-pribadi yang harus terjepit antara orangtua & anaknya.
Nah sebelum bahas lebih jauh, saya mau singgung sedikit soal usia harapan hidup.
2. Usia Harapan Hidup
Usia harapan hidup adalah angka rata-rata lama hidup penduduk di suatu negara dalam satuan tahun.
Angka harapan hidup disebut juga life expectancy atau life span age.
Membahas sandwich generation membuat kita wajib membahas tentang angka harapan hidup.
Karna kamu perlu tahu, sampai usia berapa kamu akan hidup di tempat ini?
Nggak cuman itu, memahami usia harapan hidup orangtua yang kita tanggung juga sama pentingnya.
Dan semakin tua seseorang, maka biaya yang dikeluarin akan semakin besar.
Sehingga sebelum ngomong panjang tentang sandwich generation, kamu mesti tahu berapa sebenarnya angka harapan usia hidup seseorang?
Semakin bertambahnya usia harapan hidup
Bertambahnya usia harapan hidup adalah fenomena yang menarik.
Jadi kalo sekarang masih kedengaran orang yang ngomong :
Jaman sekarang lewat 60 aja sudah syukur.
Maka yang akan terjadi di masa depan adalah kebalikannya. Rata-rata orang akan hidup lebih dari 60 tahun.
- Clean eating / healthy diet
- Olahraga rutin
- Medical check up rutin
- Vitamin & suplemen
- Teknologi
Semua hal di atas mengubah siklus hidup orang banyak. Terutama teknologi.
Coba bayangin puluhan tahun yang lalu, saat teknologi yang ada belum berkembang.
Memiliki uang banyak bukan jaminan seseorang akan bertahan hidup melawan penyakit.
Tapi sekarang, apa sih yang nggak bisa?
Sehingga pertanyaan yang tepat buat ditanyain adalah : apakah saat sakit, kamu punya uang (sumber daya) untuk akses terhadap kecanggihan medis?
Okei, kembali pada angka harapan hidup.
Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia
Mengutip data dari Setkab.go.id berikut adalah grafik usia harapan hidup di Indonesia :
Dari grafik keliatan setiap tahunnya semakin bertambah angka harapan hidup orang Indonesia.
Jika saat ini angka harapan hidup ada di 70-an, saya optimis sebagai milenial kita masih bisa menikmati angka harapan hidup sampai 80-an.
Dan saat pensiun di usia 65 tahun, dengan angka harapan hidup sampai 80-an, maka kamu akan hidup sekitar 15 tahun mengandalkan uang pensiun doang.
Sebelum lanjut lebih jauh, kita perlu sepakat tentang ekspektasi usia harapan hidup.
Saya pribadi masih mikir di angka 80-an sebagai rata-rata. Tapi, mungkin kamu punya angka yang beda dan silahkan komen di bawah.
Berapa sih angka usia harapan hidup menurutmu? 70-an? 80-an? 90-an?
Okei, setelah kebayang akan angka harapan hidup masing-masing, mari lanjut.
3. Memutus Rantai Sandwich Generation
Kembali pada sandwich generation.
Menjalani hidup sebagai sandwich generation tentunya nggak mudah.
Saat di jaman begini saja sudah nggak mudah, apalagi di masa depan yang lebih complicated lagi?
Sehingga pertanyaannya adalah apakah mau jadi objek yang ditanggung secara finansial oleh anak cucu?
Atau mau mandiri dan memutus rantai sandwich generation ?
A. Mengapa Memutus Rantai Sandwich Generation?
Menurut logika, berikut adalah 3 alasan penting untuk memutus rantai sandwich generation :
1) Indonesia nggak punya jaminan buat lansia
Beberapa negara luar punya mekanisme jaminan masa tua buat penduduknya. Jadi saat mencapai usia tertentu, penduduk akan dapatin tunjangan dari pemerintah.
Tapi di Indonesia nggak ada mekanisme kayak gitu.
Nggak ada jaminan bahwa pemerintah akan memberikan tunjangan atau fasilitas kesehatan yang memadai terhadap orang tua / lansia.
Nggak ada.
Sehingga hukum rimbalah yang bekerja.
Siapa yang kuat dan punya uang, mungkin bisa hidup lebih panjang umur.
Sementara siapa yang lemah atau nggak punya uang yang memadai, mungkin bisa hidup lebih singkat.
Pertanyaannya, dengan dua skenario di atas, kamu mau jadi yang mana?
b. Selama punya uang, kamu bebas mau ngapain
Masih ingat rasanya harus bergantung sama orang lain dan ikutin cara mereka?
Ingat waktu sekolah dan harus nurutin keinginan orangtua yang nyebelin? Erghh…
Saya ngajakin kamu berandai-andai.
Jika nanti kamu nggak punya uang lagi dan harus bergantung secara finansial pada orang lain, siapkah harus nurutin cara mereka?
Vs saat kamu punya cadangan uang yang cukup buat hidup semaumu, tanpa harus ngikutin term and condition orang lain?
Mana yang lebih menarik?
Note : selama kamu punya uang, kamulah bosnya.
c. Nggak ada enaknya hidup jadi beban
Kembali lagi soal uang, dan uanglah yang jadi highlight di artikel hari ini.
Uang yang memadai untuk digunakan saat butuh, baik saat ini atau butuh puluhan tahun ke depan saat pensiun.
Saat nggak punya uang, kamu akan selalu jadi beban bagi siapapun.
Siap untuk hidup sebagai beban?
Siap untuk dioper kemana-mana kayak bola?
Dan harus menerima perlakuan dan omongan yang nggak enak.
Ewh! Dan terlepas dari semua itu, kamu diharuskan bersyukur masih ada yang mau menerima dirimu sebagai beban mereka. Ergh!
B. Cara Memutus Rantai Sandwich Generation
Cara memutus rantai sandwich generation adalah mulai dari diri sendiri dahulu.
Saat kamu mandiri dan nggak perlu bergantung secara finansial pada orang lain, saat itulah kamu sudah memutus rantai tersebut.
Nggak ribet. Nggak complicated. Logika yang sangat sederhana.
Note : Cara apapun di luar sana termasuk 4 persiapan yang akan kita bahas di bawah, nggak akan berguna kalo kamu nggak usaha.
Jadi, sebelum baca lebih lanjut pastiin bahwa kamu emang kepengen upgrade diri sendiri dan akan selalu upgrade diri sendiri.
Usaha yang bikin perubahan, bukan sekedar membaca.
Just saying!
Dan kembali pada cara memutus rantai sandwich generation.
Saya buat 4 kotak besar sebagai 4 poin yang mesti kita bangun fondasinya.
1. Persiapan Finansial
Menurut saya ini yang paling penting.
Karna masalah itu banyakan dimulai dari uang.
Terserah mau diakui atau nggak, kebanyakan saudara kandung bisa berantem dan nggak ngomong bertahun-tahun hanya karna masalah uang yang sepele.
Memutus rantai sandwich generation itu sesederhana punya rencana saat pensiun nanti.
Jadi nggak harus mengandalkan pihak lain demi uang.
Baca Juga : Pentingkah Dana Pensiun?
2. Persiapan Pikiran
Mempersiapkan pikiran untuk tetap positif juga penting.
Dan merasa cukup dengan apa yang sudah kamu punya lebih penting lagi.
Di luar sana ada banyak yang lebih keren, ada banyak yang lebih populer, dan ada banyak yang lebih mapan.
Dan nggak ada hubungannya sama kamu, kalo nggak baperan.
Tapi saat baperan dan banding-bandingin sana sini maka saat itulah kamu nambah masalah sendiri.
3. Persiapan Fisik
Bagi pembaca lama wartadana pasti pernah dengar istilah ini :
Kamu bakalan tinggal dalam waktu lama di tubuh ini, jadi jagalah dengan baik.
Ini adalah motto hidup saya terkait tubuh.
Karna saat percaya untuk menikmati hidup, kamu butuh tubuh yang sehat.
Dan penting untuk investasi pada tubuh, sesederhana memberikan nutrisi yang tepat, menyisihkan waktu buat olahraga atau istirahat yang cukup.
Tubuh adalah salah satu dari beberapa hal yang nggak akan mengkhianati usaha yang udah kamu lakuin.
4. Persiapan Lingkungan
Mempersiapkan lingkungan di sini adalah bicara tentang kondisi saat nanti kamu akan pensiun.
Kamu semua punya hak dan boleh memilih kepengen ngabisin masa tua dimana.
- Tempat yang dekat dengan keluarga? Silahkan!
- Tempat yang jauh dari kota dan tenang? Silahkan!
- Tempat yang dekat dengan pantai dan bisa ngeliatin sunset setiap sore? Silahkan!
- Nggak mau mikirin dan biarin berjalan sesuai arus? Silahkan!
Tapi realistis juga. Nggak modal mimpi doang.
Jadi setelah punya gambaran mau pensiun dimana, tentu kamu mesti usaha untuk mempersiapkan lingkungan tersebut.
———-
Demikian artikel hari ini tentang memutus rantai sandwich generation.
Seiring dengan adanya kasus Jouska, saya harap kamu untuk tetap pake logika-mu saat berurusan dengan siapapun.
Boleh dengerin omongan orang, boleh baca wartadana, tapi saat ada hal yang nggak masuk dengan hatimu nggak usah didengerin.
In the end, apapun yang terjadi, kamulah yang harus tanggungjawab sama dirimu sendiri.
Jadi, trust your gut!
Baca Juga :
Link Wartadana :
- Instagram wartadanablog
- Twitter wartadanacom
- Pinterest wartadana
- Jika kamu adalah pengguna Pocket, connect dengan saya di sini.
Terima kasih sudah main ke wartadana.com
REFERENSI FINANSIAL KAUM MILLENNIALS