Cara Memilih Asuransi Jiwa
Memilih asuransi jiwa bukanlah pekerjaan mudah. Karna kebanyakan kita belanja asuransi sama agen atau petugas yang jualannya berdasarkan komisi.
Jadi semakin besar volume jualan mereka, akan semakin besar komisi mereka. Which is fine. Itu hak mereka sebagai penjual.
Yang seringnya nyebelin adalah petugas yang :
- mencoba menggali kebutuhan kita dan menanyakan terlalu banyak pertanyaan, atau
- yang mencoba membuat kebutuhan baru bagi kita.
Kali ini wartadana akan sederhana-in proses memilih asuransi jiwa dengan 3 pilar awal yang penting.
Agar sewaktu kita mau akuisisi polis asuransi jiwa, kita paham apa yang penting & fokus ke sana dulu.
Capek loh dengerin penjelasan agen kemudian kena follow up terus menerus. Walopun sekali lagi, itu adalah hal yang wajar.
Dengan baca artikel ini kamu dapatin kesempatan belajar komprehensif tanpa punya beban moral untuk belanja asuransi jiwa melalui saya.
Anyway, guideline komprehensif memilih asuransi jiwa ini, termasuk :
- Pengertian Asuransi Jiwa
- Siapa Yang Perlu Membeli Asuransi Jiwa
- Jenis Asuransi Jiwa
- Manfaat Asuransi Jiwa
- Cara Kerja Asuransi Jiwa
- Rider Asuransi Jiwa
- Pertimbangan Memilih Asuransi Jiwa
- Siapa Yang Perlu Membeli Asuransi Jiwa
Artikel ini cukup panjang dan kalo kamu kepengen dapatin versi pdf-nya, silahkan isi informasi di bawah.
Ps : dapatin versi pdf = masuk ke dalam list subscriber wartadana. Tapi nggak usah khawatir, saya bukan orang yang doyan spam dengan tulisan2 nggak penting. I only share the best here.
Ditawarin Asuransi Melulu
- ‘Sudah punya asuransi kesehatan belum?’
- ‘Ayo, cepetan diakuisisi satu polis, mumpung kamu masih muda loh.’
- ‘Kenapa nggak beli asuransi jiwa? Nggak sayang keluarga?’
Dan banyak kalimat-kalimat khas agen asuransi yang kadang bikin greget.
Saya sendiri juga kadang dongkol dengan agen asuransi. Dan pengen mereka nggak nodong-nodong atau WA melulu.
Sama kayak rasa nggak suka di-follow up oleh petugas MLM.
Nodong melulu jadi berasa kayak kita akan sangat rugi kalo kita belanja sama mereka.
Padahal nih, saat bisa beli asuransi jiwa yang tepat, kitalah yang akan diuntungkan. Tapi cara mereka nodong bikin kita ngerasa kitalah yang dirugikan.
Anyway, poin saya adalah emang nyebelin bersenggolan dengan agen asuransi yang keukeh banget untuk nawarin asuransi.
Tapi tetap nggak ada salahnya nerima ajakan mereka dan dengerin penawaran mereka secara langsung. Mereka bisa kasih pilihan yang lebih customized sesuai dengan kebutuhan kita.
Plus, biasanya agen asuransi yang ngajakin jumpa akan bayarin makan siang / kopi kita. So, why not?
Yok, kita mulai bahas!
KONTEN ARTIKEL
Pengertian Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah asuransi yang membayarkan sejumlah uang saat nasabahnya meninggal dunia.
That’s it!
Sejumlah uang ini yang akan disebut sebagai Uang Pertanggungan.
Kita membeli asuransi jiwa untuk mengcover nilai jiwa kita saat meninggal dunia. Dan di sinilah banyak sekali perlawanan dari orang-orang.
- Ada anak yang nggak mau membelikan orangtuanya asuransi jiwa dengan pertimbangan bahwa : masa saya ngasih harga untuk nilai hidup mama / papa saya?
- Ada orang yang nggak mau membeli asuransi jiwa untuk dirinya dengan pertimbangan bahwa : kalo mati ya mati aja.
- Ada orang yang nggak mau membeli asuransi jiwa untuk dirinya dengan pertimbangan bahwa : kalo beli asuransi jiwa, saya doain diri sendiri untuk mati lebih cepet.
Saya nggak tahu kamu masuk ke dalam kubu yang mana.
Tapi setelah tahu bahwa asuransi jiwa fungsinya adalah untuk mengcover saat kita meninggal dunia, kamu harusnya sudah dapat gambaran penting atau nggaknya asuransi jiwa buat dirimu.
Atau keep scrolling, kita akan bahas siapa dan dalam kondisi apa seseorang butuh asuransi jiwa.
Siapa Yang Perlu Beli Asuransi Jiwa?
Saya percaya bahwa setiap orang perlu beli asuransi jiwa.
Terserah mau pilih jenis asuransi jiwa seperti apa, tetapi secara konsep – asuransi jiwa ini penting dalam hidup kita.
Dan kembali pada poin di atas, setelah tahu apa fungsi asuransi jiwa maka pertanyaan selanjutnya adalah perlukah kita membeli asuransi jiwa?
Dibawah saya akan ajukan beberapa pertanyaan dengan jawabannya.
Dan semoga setelah kamu baca pertanyaan dan jawaban itu, kamu akan tahu seberapa urgent membeli asuransi jiwa dalam perencanaan keuanganmu.
1. Apakah kamu perlu support orangtuamu secara finansial?
Jika jawabannya iya, maka membeli asuransi jiwa akan meringankan beban moral dalam dirimu.
Karna kita perlu pikirin saat (semoga tidak terjadi) kita meninggal terlebih dahulu dari orangtua kita, siapa yang akan support mereka secara finansial?
I’m not talking about emotional aspect here. I’m talking about financial aspect.
Saya ngomong saat kita nggak bisa lagi ngasih uang ke orangtua kita, siapa yang akan mereka andalin pas mereka sudah renta banget? Dari mana mereka dapat uang untuk ngelanjutin hidup?
Anyway – saya punya tulisan gila soal sandwich generation dan silahkan baca di sini –
Saya pribadi percaya bahwa kita mesti siapin banyak skenario finansial dasar, seperti skenario membeli asuransi jiwa begini.
Sehingga saat kita biasa ngasih uang bulanan ke orang tua, adalah fair jika kita juga pikirin kondisi terburuk saat (semoga nggak terjadi) kita yang dipanggil duluan.
2. Apakah kamu sudah berkeluarga dan perlu bertanggungjawab secara finansial terhadap keluargamu?
Hal ini penting banget untuk dipikirin saat posisimu adalah sebagai kepala keluarga yang sudah memiliki anak.
Dan saya nggak perlu jelasin di sini, betapa rentannya posisi istri & anak saat terjadi sesuatu pada kepala keluarga. Sudah ada banyak sinetron dan film yang jelasin sedihnya hidup anak yatim.
Sehingga percaya deh, perasaanmu akan jauh lebih lega saat kamu sudah mempersiapkan hal ini untuk mereka.
Prinsip saya adalah lebih baik kita berjaga-jaga dengan berasumsi hal paling buruk akan terjadi. Ketimbang nggak mau tahu dan go with the flow.
Kalo cuman diri sendiri sih, saya yakin gampang buat survive apapun kondisinya. Tapi dengan punya anak istri, tentu ceritanya akan beda dan kita butuh persiapan.
3. Apakah kamu datang dari keluarga yang cukup dan orangtuamu nggak perlu support finansial darimu?
Atau kamu belum berkeluarga dan menikmati kondisi itu ?
Maka membeli asuransi jiwa sebenarnya bukanlah prioritas dalam hidupmu.
Ingat : membeli asuransi jiwa bukan prioritas!
Tetapi, boleh kamu lakukan karna asuransi jiwa punya beberapa rider yang akan cover kondisi tertentu saat kamu masih hidup. I will explain later.
4. Apakah kamu punya tabungan yang memadai untuk biaya meninggal?
Ha, maaf saya kesulitan nemuin kalimat yang lebih halus.
Karna satu lagi yang nggak pernah kita pikirin adalah bahkan setelah kita meninggal, keluarga tetap perlu keluarin biaya-biaya tertentu.
I will be honest, dalam budaya saya prosesi pemakaman itu complicated dan nggak murah. Bisa menelan biaya hingga puluhan juta.
Dan di luar sana ada beberapa suku yang prosesi pemakamannya sama complicated-nya.
Prosesi yang sifatnya adat dan wajib dikerjakan bagi orang yang sudah berpulang. Dan menelan biaya yang nggak sedikit.
Atau katakanlah biaya pemakaman nggak mahal, tetapi butuh uang untuk biaya-biaya acara 40 harian, 100 harian dan 1 tahunan. Semuanya perlu biaya.
Dan saat kamu yakin bahwa keluargamu mampu handle biaya ini, then go on! Nggak usah pikirin soal asuransi jiwa, tutup saja artikel ini. Atau klik artikel investasi lain di wartadana.
Tapi jika kamu kepengen sisihkan uang untuk hal ini, di bawah saya akan share produk asuransi jiwa yang menurut saya cocok untuk kondisi ini.
Keep scrolling ya!
Anyway, kembali sedikit pada 3 poin perlawanan di atas.
Jika kamu merasa nggak perlu atau semuanya masih bisa di-handle dengan baik, kamu nggak punya kewajiban untuk beli asuransi jiwa.
Tapi jika kamu tanya pendapat saya, kamu sudah tahu jawabannya. 🙂
Jenis Asuransi Jiwa
Setelah tahu fungsi asuransi jiwa dan siapa saja yang perlu membeli asuransi jiwa, yok kita cari tahu apa saja jenis asuransi jiwa di Indonesia.
Untuk menyederhanakannya asuransi jiwa terbagi atas 2 jenis : asuransi yang sifatnya konvensional dan asuransi yang sifatnya syariah.
Kemudian dari 2 jenis besar ini, asuransi terbagi lagi dalam 2 kategori besar yaitu asuransi jiwa tradisional dan asuransi jiwa yang sifatnya unitlink.
1. Asuransi Jiwa Tradisional
Asuransi jiwa tradisional adalah asuransi yang sifatnya uang akan hangus karna dibayarkan sebagai premi.
Contoh paling gampang adalah saat kita beli asuransi rumah tinggal / asuransi kendaraan bermotor.
Perusahaan asuransi nggak peduli, kita klaim atau nggak, uangnya akan hangus. Dan kita juga nggak peduli, mau preminya hangus pun kita akan tetap bayarin.
Karna kita tahu bahwa ada risiko rumah kebakar dan ada risiko mobil kecelakaan. Dan kita tahu bahwa kita nggak mau makan risiko itu sendiri.
Jadi kita rela bayar premi agar risikonya juga ditanggung asuransi.
Konsep inilah yang mendasari asuransi jiwa tradisional. Kita bayar premi untuk mengcover saat terjadi sesuatu pada jiwa kita.
2. Asuransi Jiwa Unitlink
Seiring dengan protes orang-orang yang kesal uangnya hangus, maka asuransi berevolusi dengan membuat produk kombinasi antara asuransi dan investasi.
Jadi di titik tertentu, ada harapan bahwa uang yang kita setorkan sebagai premi asuransi nggak hangus semua. Bisa balik ke kita berapa %-an.
Di luaran sana, semua agen atau tenaga penjual fokus jualan unitlink. Karna biaya akuisisinya tinggi sehingga komisinya juga lebih tinggi.
Dan sekali lagi – sah kok. Karna semua asuransi kerjanya demikian.
Plus jika kita beli melalui satu agen / tenaga penjual kita akan butuh servis mereka seumur hidup. Sehingga wajar kalo untuk servis jangka panjang itu, mereka dapatin persentase yang menarik.
Mengutip situs Sikapi OJK :
Tanpa bermaksud mendahului takdir, asuransi dapat diniatkan sebagai ikhtiar persiapan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya risiko.
Kembali pada jenis asuransi jiwa. Saya kepengen bahas 3 kategori asuransi jiwa tradisional sebagai berikut :
A. Asuransi Jiwa Berjangka (Term Life Insurance)
Adalah asuransi jiwa yang akan membayarkan sejumlah Uang Pertanggungan saat nasabah meninggal dalam masa perlindungan yang masih berlaku.
Masa perlindungan ini bisa dimulai dari 5 hingga 20 tahun.
Jadi dalam waktu tertentu (sesuai dengan term yang kita pilih), kita dapatin perlindungan terhadap jiwa kita.
Sehingga saat kita meninggal dalam waktu tersebut, asuransi akan mencairkan sejumlah Uang Pertanggungan sebagai kompensasinya.
Tapi saat kita masih hidup setelah periode perlindungan selesai, premi akan hangus.
Nantinya kita bisa tentukan mau lanjut bayar asuransi jiwa berjangka ini atau pindah produk atau upgrade.
B. Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life Insurance)
Adalah asuransi jiwa yang akan membayarkan sejumlah Uang Pertanggungan saat nasabah meninggal dalam masa perlindungan, yang dalam hal ini berlaku seumur hidup atau 99 tahun.
Tambahan lain dari asuransi jiwa seumur hidup adalah adanya nilai tunai.
Jadi, selain dapatin pertanggungan saat meninggal dunia, kita bisa nikmati nilai tunai yang bisa kita tarik sewaktu kita masih hidup.
Karna pertanggungan seumur hidup dan manfaat nilai tunai, nilai preminya lebih besar dari premi term life insurance pada umumnya.
C. Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment Insurance)
Adalah asuransi jiwa yang kasih 2 manfaat (dwiguna) yaitu manfaat pertanggungan saat kita meninggal dalam periode asuransi dan manfaat uang kembali jika kita masih hidup setelah periode asuransi berakhir.
Sifatnya adalah asuransi sekaligus menabung. Asuransi jika terjadi risiko di periode pertanggungan, atau tabungan jika kita masih hidup.
Tabungan artinya uang premi yang kita setorkan setiap bulannya bisa kembali pada kita, walopun nggak 100 %.
Sekarang saya ingin bahas sedikit tentang pertanyaan di atas :
Apakah kamu punya tabungan yang memadai untuk biaya meninggal?
Ingat tadinya kita bahas tentang biaya pemakaman yang lumayan atau tetek bengek lainnya yang butuh biaya.
Dan jika kita kepengen siapin sejumlah uang agar nggak nyusahin siapapun, saya saranin untuk beli produk asuransi dwiguna.
Note : saya jarang ketemu agen yang jualan barang ini. Kebanyakan justru barang ini ditawarin oleh CS Bank.
Jadi kalo kamu kepengen tahu mekanisme asuransi dwiguna yang ada di Bank yang kamu gunakan, silahkan intip situs mereka atau call center atau mampir ke CS-nya.
Inti dari produk asuransi dwiguna adalah :
- sifatnya menabung rutin seperti nyicil.
- angka premi (tabungan) mulai dari Rp 100 ribu per bulan.
- premi (tabungan) sifatnya jangka panjang, bisa 5 tahun, bisa 8 tahun atau bisa 10 tahun.
- kita akan dapat pertanggungan berapa kali dari nilai tabungan. Ada yang menawarkan 500 kali dari nilai tabungan dan ada yang nawarin sampai 1.000 kali dari nilai tabungan.
- jika dalam waktu tersebut, katakanlah kita pilih 5 tahun dan kita masih hidup, maka mereka akan mengembalikan beberapa % kepada kita.
5 poin ini sudah cukup untuk gambarin produk ini dan biarkan CS Bank menjelaskan produk terbaik yang mereka punya.
Hitungan sederhananya begini dan saya pake contohnya Produk Jiwa Garda Maybank.
- Saya masuk 100 ribu per bulan selama 5 tahun. Bayarnya hanya 5 tahun tapi dapat perlindungan sampai 8 tahun.
- Jika meninggal dalam waktu 8 tahun, keluarga saya akan dapatin Rp 50.000.000 (500 kali dari premi bulanan).
- Tapi semoga saya masih hidup setelah 8 tahun ini dan saya akan dapatin pengembalian 80 % dari premi yang saya bayarkan selama 5 tahun. Pengembalian sebesar 80 % x (100 ribu x 60 bulan – 5 tahun – ) yaitu 4,8 juta.
- Artinya untuk proteksi selama 8 tahun sebesar Rp 50 juta saya bayarin premi 1,2 juta yang sama dengan Rp 12.500 per bulan.
Which is not bad, karna rencananya adalah untuk nggak bebanin keluarga secara finansial saat saya meninggal muda.
Manfaat Asuransi Jiwa
Orang bisa tulis belasan hingga puluhan manfaat membeli asuransi jiwa.
Tapi inti sebenarnya adalah asuransi jiwa bermanfaat untuk menjaga kelangsungan hidup orang yang kita tinggalkan saat mereka belum mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Kembali pada pembahasan sebelumnya.
Saat orangtua kita butuh uang bulanan di masa tua mereka. Atau saat kita punya anak / istri atau keluarga dekat yang masih butuh support secara finansial.
Nah di sini saya akan poin jadi 2 bagian :
- Tanggungjawab pada orangtua yang notabene nggak akan mampu menghasilkan uang lagi.
- Tanggungjawab pada istri & anak yang akan mampu menghasilkan uang lagi.
1. Tanggungjawab pada orang tua
Di sini kita wajib realistis. Orangtua yang sudah tua punya kesempatan yang tipis banget untuk cari uang.
Sehingga nilai yang harus disiapin mestilah cukup untuk mengcover kebutuhan di usia pensiun mereka. Dan angka ini nggak sedikit.
Karna kita nggak tahu umur orang bisa sampai berapa panjang.
Makanya pake hitungan angka bulanan semaksimal yang kita sanggup saja. Dan kalo kalimat ini membingungkan, stay tune. Saya akan jelasin detil cara kerjanya di bawah nanti.
2. Tanggungjawab pada anak / istri
Di bagian ini, anak akhirnya akan menyelesaikan pendidikan dan bisa menghasilkan uang buat hidupnya.
Sehingga kita lebih gampang untuk bikin gambaran berapa angka yang dibutuhkan.
Apalagi kita pastinya tahu kebutuhan bulanan kita di angka berapa, usia anak sudah berapa dan komponen lain seperti mampu atau nggaknya pasangan untuk cari uang sendiri.
Pengaliannya akan jauh lebih mudah.
Memanfaatkan Asuransi Jiwa
Sekedar ngingatin bahwa asuransi jiwa membayarkan sejumlah uang saat kita (sebagai tertanggung) meninggal dunia.
Uang ini akan diberikan kepada ahli waris, sehingga saat kita masuk asuransi di awal kita harus menunjuk seseorang untuk menjadi penerima uang tersebut.
Idealnya orang itu adalah keluarga yang ingin kita lindungi, misalnya orangtua atau pasangan & anak.
Fungsi uang ini adalah sebagai modal bagi mereka yang kita tinggalkan untuk melanjutkan hidup. Harapannya uang ini cukup untuk menggantikan support yang kita berikan setiap bulannya.
Tapi kadang nggak semuanya bisa sesuai keinginan kita. Sehingga kadang kita cuman mampu membeli angka pertanggungan yang lebih kecil dari keinginan kita.
Jangan berkecil hati, lebih baik mempersiapkan angka kecil daripada tanpa persiapan.
Nah pertanyaan selanjutnya adalah gimana cara memanfaatkan uang ini agar bertahan selama mungkin – semaksimal mungkin?
1. Mengambil angka pertanggungan dan membaginya dengan periode tertentu.
Kembali pada 2 kondisi di atas, untuk orangtua atau untuk anak. Jika untuk orangtua, kita hanya bisa menghitung kira-kira maksimal usianya di angka berapa. Mungkin 70 tahun mungkin 80 tahun.
Dan dibagi. Misalnya UP 100 juta. Usia orangtua sudah 60 tahun, dengan angka harapan hidup di umur 70 tahun maka bisa hidup 10 tahun ke depan.
Bagi saja 100 juta / 120 bulan = yaitu 833 ribu per bulan.
Jika untuk anak, hitungannya lebih mudah. Misalnya anak berusia 15 tahun dan akan tamat sekolah 7 tahun kemudian.
Bagi saja 100 juta / 84 bulan = yaitu 1,2 juta per bulan.
Tapi, hitungan ini ribet dan bikin kepala malas mikir.
Saya yakin mata kamu pasti skimming doang! I know. Saya pun cuman skimming doang.
Sehingga opsi kedua lebih masuk akal.
2. Membeli obligasi atau masuk deposito
Jadi cara kerjanya, uang pertanggungan tadi dibelikan produk keuangan.
Kemudian keluarga yang ditinggalkan akan hidup dari bunga produk keuangan tersebut.
Ada 2 produk keuangan yang saya saranin yaitu obligasi dan deposito.
Obligasi adalah surat hutang dan setiap 6 bulan sekali akan menerima kupon. Obligasi kena pajak 15 %.
Deposito adalah simpanan bank dengan bunga lebih tinggi yang akan menerim bunga setiap bulannya. Deposito kena pajak 20 %.
Contoh beli FR seri 83 (jangan bingung – kalo kamu belanja cari aja petugas bank dan bilang mau beli FR 83. Mereka udah ngerti).
Kuponnya 7,5 % dengan pajak 15 %. Net 6,375 %.
Kupon yang didapat keluarga per bulannya adalah Rp 100 juta x 6,375 % / 12 = Rp 531 ribu.
Lebih kecil memang, tapi pokoknya nggak tergerus dan tetap ada.
Dan demikianlah cara kerjanya, sehingga banyak orang kaya yang belanja UP puluhan milyar demi menjaga kelangsungan hidup their baby.
Sekedar hitungan bodoh-bodoh. Dengan UP 10 milyar, ahli waris bisa dapatin bulanan 50 jutaan. Cuma-cuma tanpa perlu kerja. Dan kontinyu. Plus, pokok 10 m-nya nggak hilang.
Pertimbangan Memilih Asuransi Jiwa
Ada 3 pertimbangan awal yang patut diukur dengan baik, sebelum memutuskan untuk mengakuisisi sebuah polis asuransi.
Simak baik-baik ya, karena jika membeli asuransi jiwa dengan tepat kita akan dapat perlindungan maksimal selama hidup loh….
MERK ASURANSI JIWA
Merk asuransi adalah nama perusahaan.
Kebanyakan asuransi yang lagi naik daun di pasaran Indonesia adalah asuransi dari luar negeri yang perusahannya sudah ratusan tahun.
Untuk mengetahui apa saja merk asuransi yang tersedia, berikut ada list dari OJK tentang daftar perusahaan asuransi jiwa yang ada di Indonesia.
Klik Juga : OJK – Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa
Dann, saya kesel dengan asuransi BUMN Jiwasraya yang bisa-bisanya bikin skandal seperti itu. Sehingga saya akan tulis rule of thumb milih merk asuransi sebagai berikut :
- Carilah yang benar-benar besar. Cari saja 10 asuransi terbesar di dunia atau di Indonesia.
- Carilah merk yang dari luar negeri dan sudah beroperasi puluhan tahun.
Ini adalah 2 kriteria yang akan saya pilih kalo saya lagi hunting asuransi jiwa.
Ada beberapa orang yang cenderung fanatik terhadap satu jenis merk asuransi. Padahal setiap merk asuransi punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Nggak ada produk asuransi yang sempurna.
Sehingga saat hunting kita harus sesuaikan dengan kebutuhan sendiri.
Tapi kalo kamu ditawarin seorang agen dan penjelasan serta cara jualan agen tersebut masuk akal, silahkan lanjut walopun asuransi tersebut nggak masuk 2 rule of thumb di atas.
Karna balik lagi sebagus apapun merk asuransi, in the end kita ngobrol dengan agennya. Sehingga kalo kita bisa ketemu dengan agen yang kompeten, why not?
Susah banget cari agen asuransi yang kompeten di luaran sana. Dan saya nggak ngomongin soal relationship doang.
Saya omongin soal pengetahuan mereka terhadap produk, pemahaman mereka akan sistem dan seberapa besar keinginan mereka untuk membantu yang lain.
Saya hanya bisa menyarankan untuk mencari :
- Agen asuransi yang kompeten,
- Agen yang kamu kenal dengan baik,
- Agen yang kamu tahu punya kelapangan dada untuk nolong kamu
- Agen yang kamu tahu sudah ada di industri asuransi untuk waktu yang lama
- Agen yang emang nyari duit dari asuransi.
Karna orang begini akan jaga nasabahnya dengan baik, jadi kalo kita butuh bantuan mereka akan turun tangan secara langsung.
Plus yang paling penting adalah untuk mengenalkan siapapun ahli waris yang kita pilih kepada agen asuransi atau mungkin memberikannya polis asuransi kita.
Jadi saat terjadi sesuatu mereka ngerti mau cari siapa dan gimana proses klaim dan segala macam.
Jangan pernah masuk asuransi karna ditawarin teman atau keluarga tanpa paham apa yang kita beli, kecuali uang di rekening emang sudah banyak banget.
Apalagi masuk asuransi jiwa ke teman yang setahun di asuransi ini dan tahun depan di asuransi berbeda.
Gunakan penilaian terbaikmu.
BUDGET BELANJA ASURANSI JIWA
Budget adalah aspek penting kedua.
Karna kita harus bayar premi baik itu bulanan atau semesteran atau tahunan. Sehingga kita mesti memastikan bahwa kita punya uang untuk bayar. Gimanapun caranya.
Ingat : asuransi yang baru kita bayar satu dua kali kemudian macet = rugi luar biasa.
Asuransi hanya bisa kita nikmati saat pembayaran preminya teratur.
Sehingga saat ngomongin budget belanja asuransi kita ngomongin kelonggaran yang tersisa dalam budget keuangan kita.
Ngomongin budget rada tricky dan nyebelin. Tapi mau nggak mau harus diomongin.
Saran saya soal budget adalah selalu sisihkan di awal dan pake yang tersisa.
Walopun pake di awal dan sisihkan yang tersisa jauh lebih mudah.
Tapi hasilnya nggak akan maksimal. Dengan merencanakan di awal saja kadang bisa kebablasan. Apalagi tanpa direncanakan ?
Mengutip buku The Richest Man in Babylon budgeting itu BERARTI mempersiapkan diri kita untuk uang besar.
Semakin kaya seseorang, akan semakin hati-hati loh mereka menggunakan uangnya.
Hanya orang yang nggak ngerti capeknya nyari uang yang bersikap ceroboh terkait uang mereka.
Tapi kalimat saya akan melahirkan protes seperti gambar di sebelah ini.
Jadi mulailah melihat rencana keuanganmu dan mulai mengira angka yang tepat untuk dibelikan asuransi jiwa.
Jika kamu bingung dalam bikin budget keuangan, silahkan pakai cara Perencanaan Keuangan Ala OJK ini.
Setelah tahu angkanya berapa, kita akan lebih mudah minta penawaran dari agen asuransi incaran kita.
RIDER ASURANSI
Rider adalah pertanggungan tambahan. Rider biasanya kita dapatin saat membeli unit link (asuransi + investasi).
Jadi nggak hanya membeli Uang Pertanggungan = untuk jiwa kita saat meninggal, kita bisa tambah pertanggungan tambahan seperti :
1. Critical Illness -> saat terdiagnosa penyakit kritis dan butuh biaya berobat.
2. Cacat Tetap Total -> saat terjadi kecelakaan dan cacat sehingga nggak bisa bekerja lagi.
3. Payor Benefif -> bebas membayar premi saat terkena penyakit kritis / cacat.
4. Dan banyak lagi.
Fungsi rider lebih sebagai mekanisme untuk melindungi kita saat masih hidup dan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan di atas.
3 rider yang saya sebutin di atas adalah rider penting. Tapi kamu bisa tanyakan pada agen tentang apa saja pilihan rider yang mereka punya. Manfaat & tetek bengeknya.
Minta ilustrasi dan cocokkan dengan keinginanmu.
Demikian 3 pertimbangan memilih asuransi jiwa. Klik artikel ini untuk baca 3 pertimbangan membeli asuransi jiwa – rider apa saja?
Tips Membeli Asuransi Jiwa
Berikut adalah 3 tips untuk membeli asuransi jiwa dari wartadana :
- Agen yang terpercaya. Jangan beli asuransi hanya buat bantuin teman. Karna bisa jadi tahun depan dia sudah pindah asuransi. Dan yang repot nantinya adalah kamu sendiri. Misalnya agen kamu sudah bertahun-tahun di asuransi itu lebih baik lagi.
- Rider yang sesuai kebutuhan dan keinginan. Ingat kalo semakin banyak rider alias tambahan pertanggungan, akan semakin besar biaya asuransi yang kamu keluarin.
- Budget yang sesuai dengan keuangan. Jangan beli asuransi dengan porsi sampai puluhan % dari penghasilan bulananmu. Please, it’s a big no.
Demikian 3 pertimbangan awal dalam memilih asuransi jiwa. Selamat hunting!
BACA JUGA :
LINK DI WARTADANA :
- Instagram wartadanablog => sharing perihal perbankan dan kredit dalam format yang lebih sederhana.
- Twitter wartadanacom => sharing artikel menarik atau video menyenangkan dari internet.
- Terima kasih sudah main ke wartadana.com
REFERENSI FINANSIAL KAUM MILLENNIALS
Pekanbaru, 25 Mei 2018