Mungkinkah Mencapai Kebebasan Finansial?
Mungkin nggak untuk mencapai kebebasan finansial di usia muda?
Setelah belajar merencanakan keuangan pribadi selama bertahun-tahun, saya mulai nanyain pertanyaan ini pada diri sendiri.
Karna pastinya setiap orang kepengen mencapai kebebasan finansial. Tapi mungkinkah?
Sebelum ngomongin mungkin atau nggaknya untuk mencapai kebebasan finansial, yok bikin standarnya dulu.
Target kebebasan finansial seperti apa yang mau kamu kejar?
KONTEN ARTIKEL
Pengertian Kebebasan Finansial
Kebebasan finansial adalah saat seseorang memiliki cukup uang untuk membiayai kebutuhan dan keinginannya hingga seumur hidup.
Jadi dalam konteks financial freedom yang kita kenal saat ini, tanpa menghasilkan uang, aset yang dimiliki seseorang sudah mampu mengcover biaya hidupnya.
Idealnya semua orang kepengen ngerasain kebebasan finansial.
Karna begitu mendengar istilah kebebasan finansial, yang ada di bayangan setiap orang adalah liburan pulau tropis sepanjang tahun di resort mahal.
Siapa yang nggak kepengen?
Menikmati hidup tanpa harus kerja.
Tapi menurut saya nggak mungkin langsung mencapai level seperti itu.
Kebebasan finansial seringnya dicapai bertahap & sederhana.
Gambaran tentang liburan di pulau tropis, atau menenteng tas oren LV adalah level tertinggi kebebasan finansial, yang dijalani oleh orang super spesial.
Sehingga nggak perlu jadikan hal itu sebagai standar yang mau kamu capai.
Percaya deh saat mulai dari bawah, ngabisin masa muda membangun karir, susah payah nyari uang dan akhirnya berhasil nambahin nilai asetmu, maka hidup kayak gitu nggak akan bermakna bagi kamu.
Makna Bebas Finansial
Mencari makna kebebasan finansial adalah mengerti apa yang paling kamu inginkan dalam hidup ini.
Sehingga kamu bisa mulai melakukannya tanpa harus mikirin uang.
Klise?
Yep, lebay juga tapi menurut saya itulah makna financial freedom.
Saya juga percaya bahwa aktualisasi diri adalah hal yang penting.
Hal ini agar kamu mengerti : apa sih tujuan gua hidup hari ini?
Dengan mengerti apa yang kamu mau dan siap berjuang, kamu udah bedain dirimu dari orang-orang pada umumnya.
Saya pernah ketemu orang yang sebenarnya punya passion yang lain atau keinginan lainnya dalam hidup, tapi harus mengubur keinginan itu karna alasan finansial.
Memang benar passion nggak bisa bayar biaya hidup bulanan.
Tapi harusnya hidup susah pun nggak masalah demi kenikmatan yang kamu dapatin saat melakukan hasrat hatimu.
Sehingga ngomongin financial freedom, bukanlah ngomongin tentang pensiun dini dalam kondisi kaya raya.
Ngomongin kebebasan finansial adalah ngomongin gimana caranya untuk bikin kondisi dimana kamu nggak bergantung lagi pada penghasilan bulanan demi menyambung hidup.
Maka di saat itulah, kamu bisa menghabiskan waktu dan upaya untuk melakukan apapun yang kamu mau.
Ini adalah makna kebebasan finansial yang saya pilih.
Kalo kamu punya cara pemahaman lainnya soal kebebasan finansial, jangan ragu untuk komen di bawah.
7 Standar Kebebasan Finansial
Standar kebebasan finansial yang dimaksud adalah tolak ukur untuk nentuin apakah kita-kita ini sudah mencapai financial freedom, atau belum?
Karna tanpa nentuin target yang kamu mau tuju, bingung juga nentuin gimana cara kamu untuk tahu bahwa dirimu sudah mapan secara finansial.
1. Bebas Hutang
Untuk kebebasan finansial saat ini.
Sadar atau nggak, saat punya hutang hampir setengah dari hidupmu didekasikan untuk ‘hutang’ tersebut.
Ngerasa demikian?
Setiap kali gajian, hal pertama yang harus kamu sisihkan adalah hutang.
Saat kepepet uang, yang pertama kali dipikirkan adalah ‘Duh, kemana cari uang buat bayar hutang?’.
Kalo lagi kepengen beli barang, yang pertama kali teringat adalah ‘Duh, hutang kemarin kan belum lunas.’
Apapun yang kamu mau lakukan, hutang selalu ada di kepala.
Capek nggak? Karna kerja lembur bagai kuda untuk orang lain, bukan untuk kamu nikmati.
Coba balikin kondisinya, bayangin kamu sudah lunasi semua hutang-hutang.
Bebas hutang artinya kamu nggak punya kewajiban kepada pihak lain.
Semua penghasilan yang kamu terima dapat gunakan untuk diri sendiri.
Menyenangkan bukan?
Dengan bebas hutang, kamu bisa lebih leluasa untuk mengelola keuangan.
Apapun yang kamu mau, atau kamu butuhkan dapat kamu penuhi.
Fokus kamu hanya keinginan atau kebutuhan sendiri saja.
Uang yang kamu punya hanya untuk kamu.
Entah itu buat bantuin orang tua, bayar sumbangan, jajan, nabung bahkan jalan-jalan. Apapun.
Baca Juga : Mindset Bebas Hutang
2. Keinginan Terpenuhi
Untuk kebebasan finansial saat ini.
Di sini mari samain persepsi bahwa keinginan yang dimaksud adalah hal yang benar-benar kamu inginkan.
Jadi nggak sekedar ikutin musim apapun di publik / hal-hal mainstream.
Misalnya lagi musim gowes, sibuk beli sepeda dan gear olahraga. Padahal belum tentu bakalan kamu tekuni untuk jangka panjang.
Sehingga kamu mesti benar-benar tahu apa yang kamu mau dan nggak sekedar kebawa arus.
Mind Appetite
Yok kenalan dengan konsep mind appetite, yaitu konsep selera pikiran.
Kamu bakal punya kebutuhan dan keinginan.
Tapi kamu punya pilihan apakah mau ngikutin kebutuhan-keinginan tersebut, mau nyari pengganti yang lebih murah, atau nggak ngikutin kebutuhan-keinginan tersebut?
Untuk bisa menyisihkan uang dan nggak terbawa arus, maka nggak mengikuti kebutuhan-keinginan tersebut adalah hal yang tepat.
Coba deh nggak ngasih kepuasan buat diri sendiri dengan nggak membeli barang yang kamu mau.
Karna pikiran juga punya selera. Mind appetite.
Perihal appetite, yang menarik adalah begitu kamu penuhi sekali dia akan mau lagi.
Apapun yang pikiran kamu mau, kalo kamu penuhi pikiranmu akan minta lebih.
Tapi kalo kamu bersedia berkorban, mencari tahu penting nggak sih keinginanmu itu dan berani menolak apa yang pikiranmu inginkan, you beat it.
Lain kali keinginan di pikiranmu akan berkurang dengan sendirinya.
Ya, saya paham ini terdengar konyol. Tapi coba deh.
Sehingga kamu bisa pilih keinginan yang paling kamu mau dan fokus keluarin uangmu ke hal itu.
Dibanding ngeluarin uang untuk semua keinginan yang muncul di pikiranmu.
Baca Juga : Pertanyaan Saat Kebelet Belanja
3. Punya Dana Darurat
Untuk kebebasan finansial jangka pendek.
Hayo! Siapa yang sudah punya dana darurat dalam jumlah yang memadai seenggaknya 6 kali dari biaya hidup saat ini.
Siapa yang sudah mulai menyisihkan dana darurat tersebut?
Ada yang bilang kalo dana darurat itu adalah konsep Barat yang nggak terlalu ngaruh di budaya Indo.
Makanya ada yang nggak menerapkan fungsinya dalam pengelolaan keuangan mereka.
Padahal menurut saya pandangan seperti ini salah.
Dana darurat adalah persiapan kamu untuk menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.
Nggak berarti kamu hidup dengan pesimis dan khawatir bahwa akan selalu terjadi hal buruk di masa depan.
Tetapi kamu bersiap. Artinya apapun yang terjadi kamu siap menghadapinya.
Ya, tapi gaji saya aja nggak cukup buat sekarang, apalagi buat mikirin masa depan?
Justru itu!
Kalo gaji kamu yang sudah pasti kamu terima hari ini masih nggak mencukupi, bayangin kalo sewaktu-waktu kamu kehilangan sumber penghasilan tersebut?
Artinya bukan saja nggak cukup, tapi kritis dan mungkin mesti ngutang dan hidup melarat banget.
Saya nggak bermaksud nakut-nakutin, hanya ngomongin kemungkinan yang akan terjadi kalo kamu nggak punya dana darurat.
Supaya kamu mulai masukin dana darurat sebagai bagian penting dari rencana keuangan kamu.
Konsep dana darurat adalah menyisihkan sebagai cadangan jika ‘terjadi sesuatu’.
Kalopun nggak terjadi, uangnya kan punya kamu sendiri, tetap di tabunganmu.
Jadi nggak ada ruginya mencadangkan dana darurat dalam pengelolaan keuangan kamu.
Apalagi kalo kamu cadangkan dari poin 2 (dari mengontrol pengeluaran kamu sendiri).
4. Punya Proteksi Masa Depan
Untuk kebebasan finansial jangka menengah.
Membicarakan proteksi masa depan adalah bicara tentang asuransi, baik itu asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan.
Banyak orang nggak pengen beli asuransi karna ngerasa asuransi itu merugikan.
Well, saya pernah beli polis asuransi jiwa dengan nominal cukup untuk diri saya sendiri.
Hal pertama yang saya rasakan sejak punya polis asuransi jiwa itu adalah perasaan lega.
Karna i love my mother so much.
Kadang khawatir kalo terjadi sesuatu pada saya, gimana si Ibu bisa survive secara finansial?
Tapi sejak punya asuransi jiwa dengan UP yang memadai dan saya pikir cukup untuk si Ibu, saya nggak pernah ngabisin satupun sel syaraf saya untuk mikirin hal ini.
See?
Mungkin saya nggak dapatin manfaat finansialnya, justru saya ngeluarin uang setiap bulannya untuk bayarin premi.
Tapi saya dapatin hal yang paling penting, yaitu kenyamanan sehingga saya bisa move on dan mikirin hal lain.
Banyak orang gagal memahami konsep kayak gini.
Ngabisin waktu untuk mikirin hal-hal yang sebenarnya sudah ada solusinya.
Sama halnya kayak asuransi kesehatan.
Selama kamu bisa memilih polis yang tepat untuk mengcover kesehatanmu terutama rawat inap, kamu bisa move on dari kekhawatiran soal kesehatan.
Ingat tagline salah satu asuransi swasta, bebaskan langkahmu?
Saya setuju banget dengan konsep yang mereka jual.
Asuransi adalah untuk membebaskan langkahmu. Supaya kamu nggak perlu khawatir soal sakit atau biaya rumah sakit.
Biar perusahaan asuransi yang mikirin untukmu.
Cara untuk mendapatkan proteksi yang optimal adalah dengan membeli polis asuransi yang tepat. (nanti akan wartadana bahas di artikel lain)
5. Memiliki Hunian Sendiri
Memiliki hunian sendiri adalah salah satu indikator kebebasan finansial.
Rumah adalah kebutuhan pokok yang bisa dipake jangka panjang.
Sehingga saat memiliki hunian kamu sendiri, ada porsi besar dari pengeluaran yang bisa kamu hemat dalam jangka panjang dibanding harus membayar sewa sepanjang tahun.
Mengutip artikel Mengelola Keuangan ala Arkad, jadikan rumahmu sebagai investasimu yang paling menguntungkan.
Artinya selain nilai ekonominya, rumah yang kamu miliki sendiri bisa jadi sumber ketenangan paling besar dalam hidupmu.
Memang di luaran sana, masih banyak aliran yang setuju untuk menyewa rumah.
Dengan pertimbangan biaya pembelian rumah yang besar dan bikin megap-megap.
Saya setuju nggak perlu beli rumah yang jauh di atas kemampuanmu.
Membeli rumah yang tepat artinya membeli hunian yang sesuai dengan kemampuan finansialmu.
Apalagi sekarang lagi musim minimalis, dimana orang berlomba-lomba agar rumahnya lebih simple dan nggak kebanyakan barang sekaligus hemat.
Poin penting lainnya adalah dengan punya rumah sendiri, kamu nggak perlu khawatir kontrakan nggak diperpanjang atau khawatir nggak ada uang untuk memperpanjang kontrakan.
Energimu bisa disimpan untuk mikirin hal lain.
6. Portofolio Investasi Sehat
Untuk kebebasan finansial jangka panjang.
Portofolio investasi yang sehat adalah investasi yang memang ngasih cuan dan diukur dengan matang.
Jadi bedain antara investasi dengan spekulasi tanpa hitungan yang jelas.
Investasi itu sejatinya untuk melindungi nilai uangmu.
Jadi 10 juta yang kamu punya hari ini bisa bernilai sama di masa depan.
Ingat bahwa inflasi itu bakalan ada.
Sehingga masalahnya bukan untuk menghindari inflasi, melainkan untuk mengalahkan inflasi.
Caranya adalah dengan berinvestasi.
Pastiin portofoliomu sehat dan bertumbuh dengan baik.
Agar kamu punya tambahan cuan untuk memenuhi keinginanmu yang lain.
Dan nilai uangnya nggak tergerus inflasi sepanjang tahun.
Caritahu soal Investasi lebih detil.
7. Memiliki Dana Pensiun
Untuk kebebasan finansial jangka panjang.
Selagi muda kamu mesti mikirin uang pensiun.
Hal ini karna ada konsep bunga berbunga alias compounding effect yang bikin uangmu bisa tumbuh dengan cepat tapi harus lama.
Jadi, mulai dari muda bikin kamu menikmati compounding effect yang lebih maksimal.
Kalo kamu baru kepikiran soal dana pensiun, silahkan baca seri dana pensiun komplit ini secara berurutan ya :
- Pentingkah Dana Pensiun?
- Mengenal Dana Pensiun & Manfaatnya
- Menghitung Dana Pensiun + Kalkulator Dana Pensiun
- Mempersiapkan Dana Pensiun Bebas Ribet
- Dana Pensiun Lembaga Keuangan
- Memilih DPLK Terbaik
- Mengenal Asuransi Anuitas
- Merencanakan Dana Pensiun Secara Mandiri
- DPPK vs DPLK vs BPJSTK
Bebas Finansial Bebas Hidup
Semua orang pasti punya keinginan untuk bebas finansial, untuk hidup tanpa mikirin uang.
Ada yang ngambil jalan pintas dengan pesugihan online.
Tapi jalan di atas nggak bisa ngasih kebebasan untuk hidup.
Saya belom siap untuk bebas finansial tapi nggak bebas hidup.
Maka yang saya kejar adalah bebas hidup sekaligus bebas finansial.
Untuk tujuan itu saya buatin artikel kali ini.
Untuk membuka cara pikir kamu yang masih bingung mengenai financial freedom.
Saya mengutip satu episode Tedtalk favorit saya :
Sedih sekaligus nyata, uang dan cara mengelola uang adalah ilmu paling penting dalam hidup kita.
Tapi ilmu ini pula yang nggak diajarin di sekolah dan kampus.
Jadi, ilmu yang paling berharga ini cuman kita dapetin dari trial and error.
Hal yang paling penting ini MALAH kita dapetin dari coba-coba.
Dan nasihat finansial paling banter kita dapat dari orangtua kita atau saudara yang nggak juga punya pendidikan memadai perihal pengelolaan keuangan.
Mengutip kalimatnya, saya sadar untuk banyak belajar soal uang.
Walopun emang membosankan, bikin stres, bikin capek, ribet banget dan memuakkan sekali.
Tapi dapetin wawasan baru perihal uang, bikin kamu lebih selektif dalam mengelola keuangan.
At least kalopun nggak jadi kaya, kamu masih bisa capai yang namanya ‘kebebasan finansial’ .
Baca Juga :
Link Wartadana :
- Instagram wartadanablog
- Twitter wartadanacom
- Pinterest wartadana
- Jika kamu adalah pengguna Pocket, connect dengan saya di sini.
Wah disini kok kosong komennya?
Yah udah saya tambahkan saja untuk kak Charlina
Ada satu hal lagi yang mungkin perlu ditambah yaitu ASURANSI KESEHATAN sebagai perlindungan.
(Kalau mau investasi mending Reksadana)
Belajar dari pengalaman saat masuk rumah sakit, pasien BPJS Kesehatan (Buat Pasien Jadi Sabar) selalu disampingkan dibanding pasien yang sudah ada asuransi kesehatannya yang malah dapat fasilitas sesuai kelasnya. (Kecuali ada kenalan di RS itu lain cerita) Terus bagaimana kalau misalnya harus dirujuk ke RS Luar Indonesia karena keterbatasan SDM dan sarana?
Kemudian juga yang doyan travel juga perlu (Bahkan W.A.J.I.B.) Karena beberapa negara seperti Belarus yang kebetulan bebas visa itu harus punya asuransi kesehatan dulu sebelum masuk Belarus senilai EUR 15.000 (Sekitar 200 juta rupiah). asuransinya bisa beli disana atau bisa dibeli di Indonesia. Kita nggak tahu kalau saja tiba-tiba sakit saat liburan.
Cukup asuransi kesehatan yah. (Khususnya jomblo mapan :D)
Nggak usah lihat asuransi jiwa!(kecuali sudah ada tanggungan)
Nggak usah lihat asuransi pendidikan! (kecuali sudah ada anaknya)
Nggak usah lihat asuransi travel!(kecuali ada unsur lain misalnya dinas atau bisnis atau keperluan yang memang mendesak) Wong cuma liburan.
Hi Mas Fadjrin,
Thanks untuk inputnya.
Saya setuju dengan apa yang disampaikan di komen.
Thanks sudah ramein komentarnya 🙂