Benarkah ada jaminan dihindari bank?
Benar. Ada beberapa jenis aset yang masuk dalam kategori jaminan yang dihindari oleh bank.
Dan di artikel kali ini kamu akan belajar :
- 5 jenis kriteria umum agunan yang dihindari oleh bank,
- dan alasan mengapa aset tersebut dihindari oleh bank.
Tujuannya adalah untuk tahu apakah rumah incaranmu itu masuk kriteria ini atau nggak.
Kalo emang masuk kriteria jaminan yang dihindari bank, saran saya adalah untuk nggak membeli aset tersebut.
Terlepas dari fasilitas atau seberapa murah harganya.
Tapi kalo setelah mengetahui tipe-tipe aset yang nggak bisa jadi agunan bank dan kamu tetap pengen membeli aset tersebut, ya go on!
Anggap artikel ini sebagai tambahan pengetahuan saja. Dan yok, marii mulai!
Mengada Ada Jaminan Yang Dihindari Bank?
Secara umum setiap tanah yang di atasnya berdiri bangunan, dapat dijadikan sebagai jaminan pinjaman ke bank.
Artinya rumah tinggal, ruko, gudang hingga pabrik sekalipun dapat menjadi jaminan.
Tetapi, sesekali kamu akan mendengar dari petugas bank, bahwa ada jaminan yang nggak dapat mereka terima.
Ada jaminan yang dihindari oleh bank.
Ternyata walopun rumah tinggal kamu terletak di lokasi strategis, belum tentu bank mau menerimanya sebagai agunan.
Karena Bank mau memastikan saat nasabah nggak mampu bayar, mereka dapat menjualnya dengan mudah (likuidasi).
Dalam skema operasionalnya, bank hanya mengenal 2 jenis pembayaran, yaitu
- pembayaran teratur dari nasabah (first way out) atau
- pembayaran dari penjualan jaminan (second way out).
Jadi seberapapun yakinnya kamu akan nilai ekonomis aset tersebut, selama nggak sesuai dengan kriteria mereka, bank akan tetap menolak.
Beda bank pasti beda aturan.
Bahkan, beda divisi saja, antara kredit KPR dan kredit usaha bisa beda aturan.
Jadi jaminan-jaminan yang dihindari ini akan berbeda antara bank A dengan bank B.
Tapi secara umum kelima kriteria di bawah akan dihindari oleh bank-bank manapun.
1. Jaminan Dekat TPS
Jaminan yang berada di dekat tempat pembuangan sampah. Alasannya adalah :
- Sulit untuk dijual kembali di masa depan.
- Nilai aset gampang mengalami penurunan di masa depan.
Alasannya sudah jelas sekali.
Kalo kamu mau akuisisi rumah, apakah rela yang letak rumahnya di dekat TPS?
Boro-boro mau ngeliatin rumah itu, lewat depan TPS saja sudah nutup hidung rapat-rapat, karena aromanya emang ‘spesial banget’.
Umumnya aset yang berdekatan dengan TPS ini adalah rumah-rumah lama.
Karena di kota-kota di Indonesia, lokasi TPS itu bisa dengan mudah direlokasi.
Dulunya di jalan X, namun karena perkembangan segala macam, maka direlokasi ke jalan Y.
Nah, yang punya aset di jalan Y jadi ketar-ketir sendiri.
Sudah nggak nyaman untuk ditinggali, hendak dijual kembali juga siapa yang mau beli?
Jadi, sebagai calon pembeli alias calon pemilik rumah, lebih baik menghindari membeli aset yang lokasinya dekat dengan TPS (apalagi bersebelahan).
2. Jaminan Dekat Kuburan
Poin ini juga sudah jelas sekali.
Sebagaimana orang Indonesia pada umumnya selalu punya cerita mistis terkait kuburan, bank juga punya sentimen terhadap jaminan yang berada di dekat kuburan.
Alasannya lagi-lagi adalah karena jika aset di dekat kuburan akan sulit untuk dijual.
Pembeli juga akan mikir ulang ya, apalagi saya dan kamu.
Sedikit out of topic, ada teman yang pernah ngomong kalo rumah yang dihuni makhluk astral biasanya bawa hoki yang bagus.
Mungkin nggak bisa dijadikan rumah tinggal, tetapi sangat bagus untuk djadikan tempat usaha, karena auranya menarik uang masuk.
Tapi tetap saja, kalo tujuan kamu adalah untuk beli dan ditinggali maka kamu akan geleng-geleng keras.
Saya pernah tanyakan kepada beberapa teman mengenai akuisisi rumah yang berdekatan dengan kuburan.
90 % teman menolak dengan alasan kenyamanan.
3. Jaminan Dekat Tempat Ibadah
Karena masyarakat Indonesia punya keyakinan dan kepercayaan yang berbeda-beda, Bank juga menghindari jaminan yang berdekatan dengan tempat ibadah tertentu.
Ada beberapa kenalan yang mengaku senang kalo tempat ibadah agama yang mereka anut letaknya dekat dengan rumah.
Alasannya adalah untuk mempermudah aktivitas ibadah.
Sah-sah saja dan alasannya masuk akal.
Tapi hal ini berbeda dengan bank sendiri, yang khawatir jika suatu saat ingin dijual kembali, maka hanya penganut agama yang sama yang bersedia mengakuisisi aset tersebut, maka penjualannya akan butuh waktu yang lebih lama.
Bank pastinya nggak mau proses likuidasi jaminan terlambat atau terhambat karena kesulitan mencari pembeli atau kurangnya minat pembeli potensial terhadap aset tersebut.
Intinya kalo sudah macet, Bank pasti mau dijual lebih cepat.
Kalo jaminan ini mendatangkan keraguan alias dari kajian hasilnya ‘akan terjual tapi butuh waktu’, maka bank punya kecenderungan untuk meminta jaminan lain.
4. Jaminan Dekat SUTET
SUTET adalah saluran udara tegangan ekstra tinggi.
Jadi biasanya kalo kelihatan tower-tower yang kabelnya terbelit-belit dan banyak banget, itulah yang dinamakan SUTET.
Jangankan bank mikir mau ngambil jaminan seperti itu, saya yakin kamu juga nggak doyan tinggal bersebalahan dengan tower yang kabelnya rumit berbelit gitu.
Alasannya?
- Karena risiko kebakaran akibat sambaran petir yang tinggi, terlepas dari adanya teknologi penangkal petir.
- Atau risiko radiasi dari tegangan tersebut.
- Atau risiko hidup nggak nyaman, karena tower-tower seperti itu biasanya mendistorsi jaringan komunikasi kamu.
Maka jaminan tipe ini benar-benar dihindari oleh bank, biasanya nggak ada pengecualian sama sekali.
5. Jaminan Di Gang Kecil
Jaminan di dalam gang kecil dikhawatirkan sulit untuk diakses.
Ada beberapa gang yang hanya bisa dimasuki oleh satu unit sepeda motor dan bank sangat anti dengan jaminan begini.
Karena pembelinya terbatas.
Kalo suatu waktu nanti macet, mau dijual ke siapa?
Orang yang mampu beli belum tentu mau karena nggak bisa dimasuki kendaraan roda empat.
Sementara orang yang mau beli belum tentu mampu.
Itu belum termasuk risiko apabila suatu waktu jalan tertutup sehingga aksesnya pun ikut tertutup.
Istilahnya menjadi tanah helicopter, yang hanya bisa diakses dengan helicopter saja pake jalur transportasi udara.
Jadi, ketimbang risiko di masa depan, bank akan memilih untuk nggak ngambil jaminan ini.
Jaminan Yang Dihindari Bank :
Kelima kriteria jaminan yang dihindari bank di atas adalah kriteria yang sangat umum.
Yang sebenarnya sama-sama punya kemungkinan susah dijual di kemudian hari.
Emang nggak semua jaminan dengan kriteria di atas akan sulit dijual di masa depan, tetapi kamu dan saya juga nggak bisa protes terhadap aturan bank.
Hal ini karena bank juga memutar uang masyarakat untuk dipinjamkan kembali ke masyarakat.
Sehingga demi kepentingan bersama, adalah benar untuk berjaga-jaga dari awal.
Negative List Collateral
Dengan tahu 5 kriteria di atas, kamu sudah dapat gambaran untuk nggak mengambil aset yang letaknya dekat apalagi bersebelahan.
Karena bukan saja khawatir nggak bisa jadi jaminan kredit tapi juga khawatir juga di masa depan gimana bisa dijual kembali?
Istilah jaminan yang dihindari di bank biasa disebut negative list collateral.
Dan karena namanya list, maka akan ada deretan panjang kriterianya, tergantung SOP bank tersebut.
Bisa jadi di luar sana masih ada bank yang bisa menerima aset yang masuk kriteria di atas.
Atau bisa jadi ada kriteria tambahan yang lebih spesifik.
Yang pasti, berdasarkan artikel ini kamu tahu kira-kira kalo ntar mau akuisisi aset, jenis aset seperti apa yang akan kamu hindari.
Baca Juga :
- 10 Alur Kredit Di Bank
- 9 Jenis Biaya Kredit Di Bank
- Menghitung Premi Asuransi Rumah Tinggal
- 6 Jenis Pengikatan Jaminan Kredit
- 6 Biaya Pengikatan Jaminan Sertifikat
Link Wartadana :
- Pinterest wartadana => pin banyak quotes keuangan.
- Jika kamu adalah pengguna Pocket, connect dengan saya di sini.
Terima kasih sudah main ke wartadana.com
REFERENSI FINANSIAL KAUM MILLENNIALS